Rabu, 18 Maret 2015

sejarah perkembangan islam di indonesia



Menarik untuk di Baca
sejarah perkembangan islam di Indonesia, yang disandingkan dengan pegerakan islam di dunia...


Kalau sejarah masuknya Islam ke negeri Mesir ini dimulai dengan datangnya Sayyidina Amr ibn Al-Ash, dan masuknya ke Afrika karena kedatangan Sayyidina Okbah bin Nafi’, dan masuknya ke Andalusia karena Thariq bin Ziyad mengharung lautan menepat kepada bukit yang kemudian dinamai dengan namanya, dan masuknya ke India dengan kedatangan Muhammad bin Qasim, maka yang membawa Islam ke Indoensia adalah “Pahlawan yang tidak dikenal”

Pidato Hamka
Universitas Al Azhar
Mesir, 21 Januari 1958

Tentang jati diri nusantara (copas)

Begini, kau boleh mencekoki kadermu dengan keteladanan Syaikh Hassan Albannna atau pemikiran Sayyid Quthb, tapi jangan lupa sisipkan kisah perjuangan KH. Muhammad Hasyim Asy'ari atau Buya Hamka, itupun jika kau mengenal betul ajaran dan pemikirannya....

Silahkan, dengan senang hati kau pahat pemikiran Paolo Freire atau Gustavo Gutierez dalam benak kadermu, tapi sudahkah kau mengenal dengan baik pemikiran pendidikan keagamaan KH. Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara?

Bolehlah kau berbusa-busa berkisah tentang Mao, Guevara, Castro, Comandante Marcos, tapi seberapajauh kau menyelami pemikiran, perjuangan, dan kiprah internasional Tan Malaka?

Sering-seringlah membaca buah pemikiran ekonomiBung Hatta, setelah merampungkan membaca Muhammad Yunus.

Metode dakwah pemikir kontemporer Timur Tengah sudah hafal di luar kepala, tapi tak ada waktu-kah mempelajari dan merenungkan jalan dakwah Walisongo yang telah teruji?

Kau begitu fasih berkisah tentang Abdullah Azzam, Usamah bin Ladin, tapi tak ada salahnya jika kau bongkar ingatanmu mengenai Syekh Yusuf Maqassary, Imam Bonjol, hingga Teuku Umar.

Aku begitu kagum mendengar ulasanmu tentang taktik perang Hannibal, Napoleon Bonaparte, Erwin Rommel, McArthur, hingga Ho Chi Minh, tapi tak pernah kudengar analisismu tentang keperwiraan Gajahmada, strategi perang Diponegoro, maupun taktik gerilya Jenderal Sudirman.

Tak mengapa membanggakan reputasi Nashiruddin Albany, tapi sudahkah kau mengenal Syaikh Mahfudz Attarmisy?

Jika puisi Rumi, Thagore, Adonis, Pablo Neruda, hingga TS Elliot melekat di benakmu, sesekali perlu kau sandingkan dengan karya Hamzah Fansuri yangmistis, Raja Ali Haji yang ritmik, Chairil Anwar yang menelanjangi kata-kata, hingga Wiji Thukul yang beringas tapi jenaka! Selami pula karya Ronggowarsito!

Kau suka karya Naguib Mahfoudz, Ernest Hemingway, atau Gabriel Garcia Marquez, atau Orhan Pamuk, tak apa, bagus! Tapi, ada banyak karya memukau Pramoedya Ananta Toer, Mangunwijaya, hingga Ahmad Tohari, yang kritis-humanis.

Ingatanmu tentang taktik tempur laut Lord Horatio Nelson begitu tajam, tapi sudahkah kau paham ada Sang Arya Mandalika Mpu Nala, panglima armada laut Majapahit, yang lebih hebat darinya, atau Laksamana Keumalahayati, satu-satunya perempuan di dunia yang bergelar laksamana?

Bagus pula mengulas karya mufassir kontemporer, tapi tak ada salahnya pula mengulas Tafsir Marah Labid-nya Syaikh Nawawi Albantany, Tafsir Ibriz-nya Kiai Bisri Musfofa, Al-Azhar-nya Buya Hamka, hingga Almishbah-nya Prof. Quraisy Shihab, bukan?

Kau sudah hampir hafal ini cerita dalam naskah Odyssey, Mahabharata, Ramayana, maupun Kisah 1001 Malam, tapi sempatkanlah membaca terjemahan lontarak I Lagaligo, naskah terpanjang didunia warisan nenek moyang orang Bugis, atau Babad Diponegoro yang merupakan otobiografi penulisnya, atau bait-bait dalam Negarakretagama-nya Prapanca.

Silahkan, silahkan dengan hati kau layangkan imajinasi dan kau rekatkan kekaguman lintas batas teritorial dan dimensi waktu, tapi tetap ingatlah padajatidirimu, kebesaran bangsamu, agar kau tetap bersyukur menjadi bagian Bangsa Indonesia!---

Salam,Rijal PakneAvisa, Lc., MA., MHI., MLM., M150., PS2., MP4., ATM., BCA
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...