tag:blogger.com,1999:blog-80145628678349429762024-03-04T23:34:21.026-08:00Merah Putih“Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi, timur dan baratnya. Dan Allah melimpahkan dua perbendaharaan kepadaku, yaitu MERAH DAN PUTIH”(HR. Muslim, no.2889)ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.comBlogger25125tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-52805738852968831532015-04-23T19:35:00.002-07:002015-04-23T20:19:52.167-07:00Isi Pidato Jokowi di Konfrensi Asia Afrika 2015<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP1_D_tM50jfP2pMVbvrVGutSe729T_2_yqq2gRU91z_7ZnRRhSqOpJDchGRD9qhI3wAKl4vLWzDytSVqRza6gcOqsxJTv6hpQt2v2WtO4U4jCq9aj0732330fegnAqfCVI07_khmwnbk-/s1600/logo+60+tahun+KAA+Bandung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP1_D_tM50jfP2pMVbvrVGutSe729T_2_yqq2gRU91z_7ZnRRhSqOpJDchGRD9qhI3wAKl4vLWzDytSVqRza6gcOqsxJTv6hpQt2v2WtO4U4jCq9aj0732330fegnAqfCVI07_khmwnbk-/s1600/logo+60+tahun+KAA+Bandung.jpg" height="315" width="320" /></a></div>
<br />
Yang terhormat pemimpin negara dan pemerintahan, pemimpin delegasi.<br />
<br />
Yang terhormat, Jusuf Kalla, Megawati, BJ Habibie, Tri Sutrisno, Hamzah Haz.<br />
<br />
Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia saya ucapkan selamat datang di Indonesia, negara penggagas dan tuan rumah KAA 1955.<br />
<br />
Enam puluh tahun lalu Bapak Bangsa kami Presiden Soekarno, Bung Karno, mencetuskan gagasan tersebut demi membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika utk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka yang menolak ketidakadilan, yang menentang segala bentuk imperalisme.<br />
<br />
Enam puluh tahun lalu, solidaritas Asia-Afrika, kita kumandangkan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Untuk menciptakan kesejahteraan dan untuk memberi keadilan bagi rakyat kita. Itulah gelora KAA 1955. Itulah esensi semangat Bandung.<br />
<br />
Kini, 60 tahun kemudian, kita kembali bertemu di negeri ini, di Indonesia, dalam suasana dunia yang berbeda bangsa-bangsa terjajah telah merdeka dan berdaulat, namun perjuangan kita belum selesai.<br />
<br />
Yang mulia para hadirin sekalian,<br />
<br />
Dunia yang kita warisi sekarang masih sarat dengan ketidakdilan, kesenjangan dan kekerasan global, cita-cita bersama mengenai lahirnya sebuah peradaban baru, sebuah tatanan dunia baru berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran, masih jauh dari harapan.<br />
<br />
Ketidakadilan dan ketidakseimbangan global masih terpampang di hadapan kita.<br />
<br />
Ketika negara-negara kaya yang hanya sekitar 20 persen penduduk dunia, menghabiskan 70 persen sumber daya bumi maka ketidakadilan menjadi nyata. Ketika ratusan orang di belahan bumi sebelah utara menikmati hidup super kaya, sementara 1,2 miliar penduduk dunia di sebelah selatan tidak berdaya dan berpenghasilan kurang dari 2 dolar per hari, maka ketidakadilan semakin kasat mata.<br />
<br />
Ketika ada sekelompok negara kaya merasa mampu mengubah dunia dengan menggunakan kekuatannya, maka ketidakseimbangan global jelas membawa sengsara yang semakin kentara ketika PBB tidak berdaya.<br />
<br />
Aksi-aksi kekerasan tanpa mandat PBB, seperti kita saksikan, telah menafikkan keberadaan badan dunia yang kita miliki bersama itu. Oleh karena itu kita bangsa-bangsa di Asia-Afrika mendesak reformasi PBB. Agar berfungsi secara optimal sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua, bagi semua bangsa.<br />
<br />
Bagi saya, ketidakadilan global terasa semakin menyesak dada. Ketika semangat Bandung yang menuntut kemerdekaan bagi semua bangsa-bangsa Asia-Afrika masih menyisakan utang selama enam dasawarsa.<br />
<br />
Kita dan dunia masih berutang kepada rakyat Palestina. Dunia tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan akibat penjajahan yang berlangsung begitu lama.<br />
<br />
Kita tidak boleh berpaling dari penderitaan rakyat Palestina, kita harus terus berjuang bersama mereka. Kita harus mendukung lahirnya sebuah negara Palestina yang merdeka.<br />
Yang mulia pada hadirin sekalian,<br />
<br />
Ketidakadilan global juga terasa ketika sekelompok dunia enggan mengakui realita dunia yang telah berubah. Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang usang yang perlu dibuang.<br />
<br />
Saya berpendirian pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa hanya diserahkan kepada ketiga lembaga keuangan internasional itu. Kita wajib membangun sebuah tatanan ekonomi baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru. Kita mendesak dilakukannya reformasi arsitektur keuangan global untuk hilangkan dominasi kelompok negara atas negara-negara lain.<br />
<br />
Saat ini dunia membutuhkan kepemimpinan global yang kolektif, yang dijalankan secara adil dan bertanggung jawab dan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang bangkit, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di muka bumi, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia, siap memainkan peran global sebagai kekuatan positif bagi perdamaian dan kesejahteraan.<br />
<br />
Indonesia siap bekerjasama dengan semua pihak untuk wujudkan cita-cita mulia itu.<br />
<br />
Yang mulia pada hadirin sekalian,<br />
<br />
Hari ini dan esok kita berkumpul di Jakarta untuk menjawab tantangan ketidakadilan dan ketidakseimbangan itu. Hari ini dan esok, rakyat kita menanti jawaban terhadap persoalan-persoalan yg mereka hadapi.<br />
<br />
Hari ini dan hari esok dunia menanti langkah-langkah kita dalam membawa bangsa-bangsa Asia-Afrika berdiri sejajar sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kita bisa melakukan itu semua dengan membumikan Semangat Bandung dengan mengacu pada tiga cita-cita yang diperjuangkan para pendahulu kita 60 tahun lalu.<br />
<br />
Pertama, kesejahteraan. Kita harus pererat kerja sama untuk hapuskan kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan layanan kesehatan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memperluas lapangan kerja.<br />
<br />
Kedua, solidaritas. Kita harus tumbuh bersama dan meningkatkan perdagangan investasi di antara kita dengan membangun kerja sama ekonomi antara kawasan Asia-Afrika dengan saling membantu dalam konektivitas yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan kita, bandara-bandara kita dan jalan-jalan kita. Indonesia akan bekerja menjadi jembatan maritim yang menghubungkan kedua benua.<br />
<br />
Ketiga, stabilitas internal dan eksternal dan penghargaan pada HAM. Kita harus bertanya apa yang salah dengan kita sehingga banyak negara Asia-Afrika dilanda berbagai konflik internal dan eksternal yang menghambat pembangunan.<br />
<br />
Kita harus bekerjasama menghadapi ancaman kekerasan, pertikaian dan radikalisme seperti ISIS. Kita harus melindungi hak-hak rakyat kita. Kita harus menyatakan perang pada narkoba yang menghancurkan masa depan anak-anak kita.<br />
<br />
Kita harus menyelesaikan berbagai pertikaian baik dalam negeri atau antar negara secara damai. Oleh karenanya Indonesia memprakarsai pertemuan informal negara-negara Organisasi Kerjasama Islam untuk mencari penyelesaian berbagai konflik yang kini melanda dunia Islam.<br />
<br />
Kita juga harus bekerja keras menciptakan stabilitas dan keamanan yang jadi prasyarat pembangunan bangsa.<br />
<br />
Kita juga harus pastikan samudera kita, laut kita, aman bagi lalu lintas perdagangan dunia. Kita menuntut agar sengketa antar negara tidak diselesaikan dengan penggunaan kekerasan. Ini tugas dan tantangan di hadapan kita yang harus kita rumuskan dalam siding KAA ini.<br />
<br />
Melalui forum ini saya ingin menyampaikan keyakinan saya bahwa masa depan dunia ada di sekitar ekuator. Di tangan kita. Bangsa-bangsa Asia-Afrika yang ada di dua benua.<br />
<br />
-Jokowidodo-<br />
<div>
Rabu (22/4/2015), pembukaan 60 tahun Konfrensi Asia Afrika, Jakarta-Indonesia</div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-76702663623177558822015-04-15T19:29:00.004-07:002015-04-15T19:29:52.815-07:00Pidato Hasyim Muzadi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisXVhEKHB8cJQtMFEf-LJu_Qivud1CGv74u-EZDTeavw3K6a8muvYHC9qJpUwDAz_yWwxvypb1enNXwYKTqEzKHm9NxNCkPwRIZNurooFUvnzKXtHyCGtdxet84ZlQek8eoqcMIQtajOFc/s1600/20150119021631!Hasyim_Muzadi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisXVhEKHB8cJQtMFEf-LJu_Qivud1CGv74u-EZDTeavw3K6a8muvYHC9qJpUwDAz_yWwxvypb1enNXwYKTqEzKHm9NxNCkPwRIZNurooFUvnzKXtHyCGtdxet84ZlQek8eoqcMIQtajOFc/s1600/20150119021631!Hasyim_Muzadi.jpg" height="214" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.<br /><br />Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam.<br /><br />Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai.<br /><br />Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi.<br /><br />Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?<br /><br />Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM? Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama, karena di sana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis ?!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekedar Westernisme".ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-47563939440727277812015-03-18T19:41:00.000-07:002015-03-18T19:51:24.400-07:00sejarah perkembangan islam di indonesia<div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Menarik untuk di Baca</div>
<div style="text-align: center;">
sejarah perkembangan islam di Indonesia, yang disandingkan dengan pegerakan islam di dunia...</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Kalau sejarah masuknya Islam ke negeri Mesir ini dimulai dengan datangnya Sayyidina Amr ibn Al-Ash, dan masuknya ke Afrika karena kedatangan Sayyidina Okbah bin Nafi’, dan masuknya ke Andalusia karena Thariq bin Ziyad mengharung lautan menepat kepada bukit yang kemudian dinamai dengan namanya, dan masuknya ke India dengan kedatangan Muhammad bin Qasim, maka yang membawa Islam ke Indoensia adalah “Pahlawan yang tidak dikenal”</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Pidato Hamka</div>
<div style="text-align: center;">
Universitas Al Azhar</div>
<div style="text-align: center;">
Mesir, 21 Januari 1958</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://serbasejarah.files.wordpress.com/2010/01/sejarah_pemurnian.pdf">https://serbasejarah.files.wordpress.com/2010/01/sejarah_pemurnian.pdf</a></div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-72135651053506780972015-03-18T18:33:00.000-07:002015-03-18T18:33:07.539-07:00Tentang jati diri nusantara (copas)Begini, kau boleh mencekoki kadermu dengan keteladanan Syaikh Hassan Albannna atau pemikiran Sayyid Quthb, tapi jangan lupa sisipkan kisah perjuangan KH. Muhammad Hasyim Asy'ari atau Buya Hamka, itupun jika kau mengenal betul ajaran dan pemikirannya....<br />
<br />
Silahkan, dengan senang hati kau pahat pemikiran Paolo Freire atau Gustavo Gutierez dalam benak kadermu, tapi sudahkah kau mengenal dengan baik pemikiran pendidikan keagamaan KH. Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara?<br />
<br />
Bolehlah kau berbusa-busa berkisah tentang Mao, Guevara, Castro, Comandante Marcos, tapi seberapajauh kau menyelami pemikiran, perjuangan, dan kiprah internasional Tan Malaka?<br />
<br />
Sering-seringlah membaca buah pemikiran ekonomiBung Hatta, setelah merampungkan membaca Muhammad Yunus.<br />
<br />
Metode dakwah pemikir kontemporer Timur Tengah sudah hafal di luar kepala, tapi tak ada waktu-kah mempelajari dan merenungkan jalan dakwah Walisongo yang telah teruji?<br />
<br />
Kau begitu fasih berkisah tentang Abdullah Azzam, Usamah bin Ladin, tapi tak ada salahnya jika kau bongkar ingatanmu mengenai Syekh Yusuf Maqassary, Imam Bonjol, hingga Teuku Umar.<br />
<br />
Aku begitu kagum mendengar ulasanmu tentang taktik perang Hannibal, Napoleon Bonaparte, Erwin Rommel, McArthur, hingga Ho Chi Minh, tapi tak pernah kudengar analisismu tentang keperwiraan Gajahmada, strategi perang Diponegoro, maupun taktik gerilya Jenderal Sudirman.<br />
<br />
Tak mengapa membanggakan reputasi Nashiruddin Albany, tapi sudahkah kau mengenal Syaikh Mahfudz Attarmisy?<br />
<br />
Jika puisi Rumi, Thagore, Adonis, Pablo Neruda, hingga TS Elliot melekat di benakmu, sesekali perlu kau sandingkan dengan karya Hamzah Fansuri yangmistis, Raja Ali Haji yang ritmik, Chairil Anwar yang menelanjangi kata-kata, hingga Wiji Thukul yang beringas tapi jenaka! Selami pula karya Ronggowarsito!<br />
<br />
Kau suka karya Naguib Mahfoudz, Ernest Hemingway, atau Gabriel Garcia Marquez, atau Orhan Pamuk, tak apa, bagus! Tapi, ada banyak karya memukau Pramoedya Ananta Toer, Mangunwijaya, hingga Ahmad Tohari, yang kritis-humanis.<br />
<br />
Ingatanmu tentang taktik tempur laut Lord Horatio Nelson begitu tajam, tapi sudahkah kau paham ada Sang Arya Mandalika Mpu Nala, panglima armada laut Majapahit, yang lebih hebat darinya, atau Laksamana Keumalahayati, satu-satunya perempuan di dunia yang bergelar laksamana?<br />
<br />
Bagus pula mengulas karya mufassir kontemporer, tapi tak ada salahnya pula mengulas Tafsir Marah Labid-nya Syaikh Nawawi Albantany, Tafsir Ibriz-nya Kiai Bisri Musfofa, Al-Azhar-nya Buya Hamka, hingga Almishbah-nya Prof. Quraisy Shihab, bukan?<br />
<br />
Kau sudah hampir hafal ini cerita dalam naskah Odyssey, Mahabharata, Ramayana, maupun Kisah 1001 Malam, tapi sempatkanlah membaca terjemahan lontarak I Lagaligo, naskah terpanjang didunia warisan nenek moyang orang Bugis, atau Babad Diponegoro yang merupakan otobiografi penulisnya, atau bait-bait dalam Negarakretagama-nya Prapanca.<br />
<br />
Silahkan, silahkan dengan hati kau layangkan imajinasi dan kau rekatkan kekaguman lintas batas teritorial dan dimensi waktu, tapi tetap ingatlah padajatidirimu, kebesaran bangsamu, agar kau tetap bersyukur menjadi bagian Bangsa Indonesia!---<br />
<br />
Salam,Rijal PakneAvisa, Lc., MA., MHI., MLM., M150., PS2., MP4., ATM., BCAahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-45316564130077332782015-02-10T17:31:00.001-08:002015-02-10T17:31:35.006-08:00Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI - Yogyakarta 2015<div style="text-align: center;">
"<i>Sultan Turki Utsmani meresmikan Kesultanan Demak pada tahun 1479 sebagai perwakilan resmi Khalifah Utsmani di tanah Jawa, ditandai penyerahan bendera hitam dari kiswah Ka’bah bertuliskan La Ilaha Illa Allahdan bendera hijau bertuliskan Muhammad Rasul Allah. Hingga kini (kedua bendera itu) masih tersimpan baik di keraton Jogja,</i>” </div>
<div style="text-align: center;">
Sri Sultan Hamengku buwana X</div>
<br /><div style="text-align: center;">
<i>“Tidak hanya umat Islam di Indonesia yang menunggu hasil KUII ke-VI tetapi juga umat Islam di seluruh dunia,”</i> </div>
<div>
<div style="text-align: center;">
AM Fachir, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia</div>
<br /><div style="text-align: center;">
<i>"Kita kembali ke Yogyakarta untuk kongres keenam ini, dengan harapan akan lahir 'Komitmen Yogyakarta' atau apa pun itu namanya nanti tergantung peserta. Yang mana, menegaskan kembali, NKRI lahir dari jihad fi sabilillah umat Islam"</i></div>
<div style="text-align: center;">
Din Syamsuddin, Ketua MUI</div>
<i><br /></i><div style="text-align: center;">
<i>"Sudah waktunya ada semacam majelis syuro antara para pimpinan ormas dan partai Islam. Dengan membuat majelis syuro ini, masalah keumatan bisa diatasi bersama,"</i> </div>
<div style="text-align: center;">
Anis Matta, Presiden PKS </div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kongres Umat Islam Indonesia (KUII), dalam sejarahnya dua kongres pertama menghasilkan keputusan yang fenomenal baik bagi umat Islam Indonesia secara khusus maupun bagi Bangsa ini secara umum.<br /><br />Kongres I 1938 mendeklarasikan 'Majlis Islam Ala Indonesia'<br /><br />Kongres II 1945 di Yogyakarta merupakan salah satu kongres yang monumental yang dikemudian hari dari rekomendai hasil kongres inilah lahir 'Majlis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)' sebagai satu-satunya kekuatan politik umat islam indonesia saat itu<br /><br /><br />Sayangnya agenda ini sempat terputus pasca kemerdekaan... Kemudian Kongres III, Kongres IV dan V baru terlaksana kembali pasca reformasi di Jakarta. </div>
<div>
<br /></div>
Kongres Ummat Islam Indonesia VI berlangsung Yogyakarta 8-11 Februari 2015. Semoga Agenda ini dapat memberikan semangat baru yang akan mewarnai negeri ini dengan ridho Allah<br /><br />*mari berdoa untuk Muslim Indonesia<div>
<br /></div>
<div>
ditengah kerinduan akan persatuan umat, Bekasi 11 Feb 2015</div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-69295414164261409902014-10-21T23:20:00.001-07:002014-10-21T23:20:39.569-07:00DI BAWAH KEHENDAK RAKYAT DAN KONSTITUSI<em style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">JAKARTA, 20 OKTOBER 2014<br /><br />Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,<br />Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,<br />Om Swastiastu,<br />Namo Buddhaya<br /><br />Yang saya hormati, para Pimpinan dan seluruh anggota MPR,<br />Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia,<br />Yang saya hormati, Bapak Prof Dr. BJ Habibie, Presiden Republik Indonesia ke 3, Ibu Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia ke-5, Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-9,<br />Yang saya hormati, Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Prof Dr Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11,<br />Yang saya hormati, para pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara,<br />Yang saya hormati dan saya muliakan, kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat,<br />Para tamu, undangan yang saya hormati,<br />Saudara-saudara sebangsa, setanah air,<br />Hadirin yang saya muliakan,<br /><br />Baru saja kami mengucapkan sumpah, sumpah itu memiliki makna spritual yang dalam, yang menegaskan komitmen untuk bekerja keras mencapai kehendak kita bersama sebagai bangsa yang besar.<br /><br />Kini saatnya, kita menyatukan hati dan tangan. Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat, yakni mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.<br /><br />Saya yakin tugas sejarah yang berat itu akan bisa kita pikul bersama dengan persatuan, gotong royong dan kerja keras. Persatuan dan gotong royong adalah syarat bagi kita untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar jika terjebak dalam keterbelahan dan keterpecahan. Dan, kita tidak pernah betul-betul merdeka tanpa kerja keras.<br /><br />Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air, merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan. Saya juga mengajak seluruh lembaga Negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, Negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh Konstitusi.<br /><br />Kepada para nelayan, buruh, petani, pedagang bakso, pedagang asongan, sopir, akademisi, guru, TNI, POLRI, pengusaha dan kalangan profesional, saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu membahu, bergotong rotong. Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja…bekerja… dan bekerja<br /><br />Hadirin yang Mulia,<br />Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri. Bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global.<br /><br />Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk.<br /><br />Kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.<br /><br />Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,<br /><br />Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden, Wakil Presiden ataupun jajaran Pemerintahan yang saya pimpin, tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.<br /><br />Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa merdeka. Oleh sebab itu, kerja, kerja, dan kerja adalah yang utama. Saya yakin, dengan kerja keras dan gotong royong, kita akan akan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.<br /><br />Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,<br /><br />Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia kepala negara dan pemerintahan serta utusan khusus dari negara-negara sahabat.<br /><br />Saya ingin menegaskan, di bawah pemerintahan saya, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sebagai negara kepulauan, dan sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, akan terus menjalankan politik luar negeri bebas-aktif, yang diabdikan untuk kepentingan nasional, dan ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.<br /><br />Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan atas nama bangsa Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Prof. Dr. Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun terakhir.<br /><br />Hadirian yang saya muliakan,<br /><br />Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.<br /><br />Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan Konstitusi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya kita bersama.<br /><br />Merdeka !!!, Merdeka !!! Merdeka !!!<br />Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh<br />Semoga Tuhan memberkati,<br />Om Shanti Shanti Shanti Om,<br />Namo Buddhaya<br /><br />Joko Widodo</em><br />
<em style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></em>
<em style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">*</em><span style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Tahoma, Arial, 'Trebuchet MS'; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">pidato pertama Presiden RI ke-7</span>ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-69686210569648967622014-09-18T12:20:00.000-07:002014-09-18T12:20:05.610-07:00Lintasan Pagi<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px;">
<span style="line-height: 19.3199996948242px;">Percayalah kawan, bahwa mereka benar-benar bersungguh-sungguh dengan kesungguhan yang sangat serius dan kematangan yang terencana, untuk MENGENDALIKAN Indonesia hingga buih yang dilautan ini tergiring ke selokan-selokan yang tersumbat. Isu yang selalu terkemuka bukan isu lemparan, melainkan isu-isu yang tersurvei dengan presisi dan matang bahwa ada beberapa hal yang sangat dapat dengan cepat mengalihkan perhatian manusia Indonesia dari semangat dan perencanaan K</span><span class="text_exposed_show" style="display: inline; line-height: 19.3199996948242px;">ebangkitan Bangsa. Mereka memainkan perasaan kita, dan banyak manusia Indonesia (kita) terbawa suasana dengan sibuk mencaci maki tanpa resolusi, dan keadaan pun tak berubah. Bahkan disaat kita menghujat, disaat yang sama belum tentu kita siap berkorban untuk pertarungan kebangkitan umat. Ma'rifah mereka tentang Indonesia baik dari geografis, demografis, psikologis dan segala karakter serta potensi Kebangsaan, mereka kenal dengan baik lebih dari kita yang mengaku anak bangsa Ibu pertiwi.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<span class="text_exposed_show" style="display: inline;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">
<div style="margin-bottom: 6px;">
Jangan bangga bila merasa menjadi pembina dan pembicara, karena kita tak pernah tahu berapa manusia yang benar-benar terbina dibandingkan dengan manusia yang mental dan terbinasakan. Jangan bangga bila merasa sudah punya posisi, karena bisa jadi mafia dan kartel yang menikmati pengabdian profesi kita. Jangan bangga bila merasa sudah melakukan kebaikan, karena kita tak pernah tahu berapa banyak tingkah kita yang telah menyakitkan.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Setiap gerakan akan memakan waktu, tetapi tidak semua waktu yang termakan menjadi otot dan daging Gerakan yang menguatkan perjuangan. Kesendirian gerakan atau Berdiamdiri dalam kebersamaan tidak lain hanya menghasilkan privasi-privasi yang membentangkan jarak keangkuhan.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Semoga Allah menganugerahkan kita menjadi generasi yang dipersiapkan, menjaga kita dari segala bentuk dan variasi kesombongan sekecil apapun.<br />Mari berhenti menyalahkan keadaan yang hanya semakin menunjukan kekalahan. Mari menyusun gerakan dalam kebersamaan dengan makna ukhuwah yang lebih dalam dari sekedar yang selalu diperbincangkan.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
"Mujahid sejati yang berjiwa badar<br />Kokohkanlah semangatmu jangan pernah pudar"</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/kaderisasikepemimpinan?source=feed_text&story_id=728980713856395" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;"><span class="_58cl" style="color: #6d84b4; cursor: pointer; text-decoration: none;">#</span><span class="_58cm" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;">KaderisasiKepemimpinan</span></a></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
oleh : Maulana Syawal (Bogor)</div>
</div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-62514168916781987572014-07-10T00:43:00.001-07:002014-07-10T00:43:57.273-07:00<p dir="ltr">Gina Puspita, Dr. Ing<br>
GINA PUSPITA, Dr. Ing., (1963- M)<br>
Ahli aeronautika (pesawat terbang) lulusan<br>
Ensae Prancis. Ia pernah membuat model baling-<br>
baling pesawat yang kini masih dipakai untuk<br>
helikopter canggih seperti Puma dan Aluet.<br>
Lahir di Bogor 8 september 1963. Ia<br>
merupakan lulusan Ensae yang merupakan<br>
perguruan tinggi dibidang aeronautika tertua di<br>
Prancis dan ia adalah satu-satunya orang asing<br>
yang sekolah ditempat itu diangkatannya. BJ<br>
Habibie sangat membanggakan kemampuannya,<br>
Habibie menyampaikan bahwa Ginalah orang yang<br>
mampu menandingi nilainya ketika sekolah di<br>
Jerman.<br>
Selain bekerja di IPTN ia juga mengajar<br>
dibeberapa perguruan tinggi: dosen luar biasa di<br>
jurusan penerbangan ITB, mengajar di Akademi<br>
Tekhnik aeronautika Siliwangi (Atas) Bandung,<br>
dan Universitas Muhammadiyah Solo</p>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-12173433552860927102014-04-10T02:51:00.001-07:002014-04-10T02:51:16.753-07:00Islam Sumber Hukum Nasional (1)<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEgYcbGD5qQPaVjvXYVL-BZoqpNnwn8H3scnC6s6iP8lDPr5D9FCmIhAV46_R1pRnsV7QX9FQkMW5dcfzpE4XpapgwM68TaXxtFjkXe53TK5-pvo2RDh-VeASeZarMvzoqd8TqgLclsEsrgSgTEl_YWEg2dixTEHEx6OLeRGIdzVwWc8Vpw5E1lK1hUOl718gbccfaFqE3Ge=" /><br /><br />REPUBLIKA.CO.ID, Nilai-nilai Islam memengaruhi proses pembentukan nasional. Hukum Islam bukan lagi sekadar sumber persuasif, melainkan telah menjadi sumber otoritatif dalam hukum tata negara Indonesia.<br /><br />Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva mengatakan, sekarang ini seiring dengan demokratisasi, upaya mentransformasikan hukum dan nilai-nilai Islam dalam materi hukum nasional semakin tidak terbendung. <br /><br />Dengan begitu, secara implisit banyak peraturan perundang-undangan Indonesia yang mengadopsi nilai-nilai Islam, baik secara formal maupun materiil<a name='more'></a><br />Cita-cita rakyat Indonesia banyak dibentuk oleh ajaran dan nilai moral agama Islam. Terdapat gambaran bahwa nilai-nilai agama Islam sangatlah bermanfaat menjadi sumber sekaligus memperkaya khazanah hukum nasional.<br /><br />Secara yuridis konstitusional, Undang-Undang Dasar 1945 yang berlaku saat ini memberikan ruang yang luas bagi berkembangnya nilai-nilai Islam dalam hukum nasional. “Indonesia tak lepas dari syariat Islam,” kata dia dalam Seminar Internasional “Praktik Hukum Islam di Dunia Modern” yang digelar UIN Syarif Hidayatullah, di Jakarta.<br /><br />Ada beberapa peraturan perundang-undangan sangat bernuansa syariah, seperti UU pernikahan. Hal ini dinilainya adalah bukti adanya nilai syariat Islam sebagaimana yang ada dalam UUD 1945 yang mengakomodasi dan terbuka untuk implementasi Islam secara luas.<br /><br />Nilai-nilai Islam menempati posisi sendiri dalam konstitusi Indonesia. Hamdan banyak menguraikan tentang pergulatan sejarah penuangan nilai-nilai agama Islam dalam konstitusi di Indonesia. Karena tidak dapat dimungkiri, nilai-nilai agama Islam telah mengisi dan mewarnai konstruksi berpikir Undang-Undang Dasar 1945.<br /><br />Dia mengungkapkan, ada realitas historis yang demikian nyata mengenai kesesuaian nilai-nilai Islam dengan Undang-Undang Dasar 1945. Itu pula sebabnya, menyoal eksistensi dan koherensi nilai-nilai Islam dalam Undang-Undang Dasar 1945, haruslah ditarik dari realitas sejarah pada saat Undang-Undang Dasar 1945 dirumuskan dan disahkan.<br /><br />sumber : <a href="http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/04/08/n3pt84-islam-sumber-hukum-nasional-1">http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/04/08/n3pt84-islam-sumber-hukum-nasional-1</a>
<!-- Blogger automated replacement: "https://images-blogger-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?url=http%3A%2F%2Fstatic.republika.co.id%2Fuploads%2Fimages%2Fdetailnews%2Filustrasi-_140408205243-903.jpg&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEgYcbGD5qQPaVjvXYVL-BZoqpNnwn8H3scnC6s6iP8lDPr5D9FCmIhAV46_R1pRnsV7QX9FQkMW5dcfzpE4XpapgwM68TaXxtFjkXe53TK5-pvo2RDh-VeASeZarMvzoqd8TqgLclsEsrgSgTEl_YWEg2dixTEHEx6OLeRGIdzVwWc8Vpw5E1lK1hUOl718gbccfaFqE3Ge=" -->ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-92213866795438136022014-03-17T20:55:00.001-07:002014-03-19T20:32:58.590-07:00 PKS adalah karunia
Allah untuk kebaikan Indonesia<p dir="ltr">Oleh Dr. Amir Faishol Fath<br>
Pakar Tafsir Al-Qur'an</p>
<p dir="ltr">1. Seandainya mereka tahu bagaimana indahnya pertemuan Kader PKS tgl 16 Maret di GBK, mereka akan dukung PKS.</p>
<p dir="ltr">2. Saya menangis ketika melihat menyanyi : Ayo bersama kobarkan semangat Indonesia, PKS nomer tiga, PKS tetap di hati.</p>
<p dir="ltr">3. Seharusnya semua umat Islam bersatu mendukung kebaikan ini. PKS adalah karunia Allah untuk kebaikan Indonesia.</p>
<p dir="ltr">4. Benar, saya katakan dg jujur, seandainya semua partai jujur ingin kebaikan bagi Indonesia niscaya mereka akan melebur menjadi PKS.</p>
<p dir="ltr">5. Ayo jujurlah ngurus Indonesia, dan bergabunglah dg PKS. Jika dengar fitnah ttg PKS lakukan Cek n recek agar tidak salah paham.</p>
<p dir="ltr">6. Saya katakan kpd PKS, bersyukurlah, jaga hati dari kesombongan, jaga kadernya yg menjadi pejabat negara jangan terlena dg dunia.</p>
<p dir="ltr">7. Ya Allah bukalah hati umat Islam negeri ini bahwa ada wadah terbaik untuk salurkan cita2nya untuk perbaiki negeri ini, yaitu PKS<br>
#menang</p>
<p dir="ltr">8. Wahai tokoh2 umat Islam negeri ini, jangan segera prasangka buruk kpd PKS, Lihat isi hati partai ini, mereka baik2 semua.</p>
<p dir="ltr">9. Sungguh saya melihat sendiri mereka jujur ingin membawa negeri ini kpd keberkahan dan kesejahtraan.</p>
<p dir="ltr">10. Lihat di DPP PKS mereka kerja keras siang malam memikirkan bagaimana supaya bangsa<br>
ini dibanggakan dunia.</p>
<p dir="ltr">11. Sungguh saya tahu bahwa pendukung mereka orang-orang lemah, yg hanya bisa berdoa dan meteskan air mata.</p>
<p dir="ltr">12. Jangan segera terima apa kata orang & media berupa ejekan thdp PKS, tanyakan dulu kepada sumber aslinya agar tdk ikut dosa gosip.</p>
<p dir="ltr">13. Sungguh PKS sejauh yg saya tahu telah mewakafkan dirinya untuk kejayaan Indonesia, sambutlah kahadirannya dg hati yg senang.</p>
<p dir="ltr">14. Jika anda melihat ada oknom yg menurut anda berbuat salah, segera beritahukan kepada PKS pasti ia akan segera lakukan tindakan.</p>
<p dir="ltr">15. Saya juga sama dg anda akan terus mendukung PKS selama ia tetap bersih dan komitmen memenuhi janjinya.</p>
<p dir="ltr">16. Saya juga bagian dari bangsa ini yg sudah lama rindu Indonesia berdaya & bermartabat, dan saya melihat PKS spirit menuju ke sana.</p>
<p dir="ltr">17. Cari mana ada partai yg kadernya mau membayar iuran untuk partainya sampai Kader<br>
yg paling miskin sekaliipun, ini hanya di PKS.</p>
<p dir="ltr">18. Benar, PKS adlh karunia untuk Indonesia kalau anda umat Islam tdk mau dukung, lihatlah nanti Allah gerakan orang lain mendukungnya.</p>
<p dir="ltr">19. Buka isi hati PKS anda akan temui satu kata: Cinta Indonesia, Cinta bangsa ini, Cinta kemanusiaan.</p>
<p dir="ltr">20. Ya Allah bukalah hati saudara2ku agar melihat dg hati yg jernih kebaikan PKS.</p>
<p dir="ltr">21. Sungguh setiap pesan yg aku tulis di sini adalah tetesan airmataku, aku jujur aku memangis ketika menulis semua pesan ini.</p>
<p dir="ltr">22. Jangan minta uang kpd PKS, karena PKS hanya punya cinta kepada anda sebagai bangsa.</p>
<p dir="ltr">23. Saya katakan kpd PKS, jangan bermain uang, jangan ajari Rakyat korup, karena Rakyat yg korup akan lahirkan pemimpin korup.</p>
<p dir="ltr">*sumber: dari twit beliau @amirfath</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAtOyv9PXxJZytTirSOgizWA8eHW-1HbAZSyNXVeWTxobu5PlDbGqYa5iJNJ6WHqAtL6WTsFOg6c29Il4gsB3m3qzs_rj5IcE-hZhmvFgkSAS8QghYa5bZwBET1hwdQV7sA2bGndipdqIA/s1600/IMG-20140317-WA0003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAtOyv9PXxJZytTirSOgizWA8eHW-1HbAZSyNXVeWTxobu5PlDbGqYa5iJNJ6WHqAtL6WTsFOg6c29Il4gsB3m3qzs_rj5IcE-hZhmvFgkSAS8QghYa5bZwBET1hwdQV7sA2bGndipdqIA/s640/IMG-20140317-WA0003.jpg"> </a> </div>ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-84417299656491524982013-12-15T22:49:00.002-08:002013-12-15T22:49:42.705-08:00Jauh Lebih Massive<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px;">"Saya berharap keterlibatan teman-teman jauh lebih massive dalam menyongsong 2014 dibandingkan dengan 2004 atau 2009" Andi Rahmat</span>ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-34066377029154679662013-12-15T18:44:00.001-08:002013-12-15T18:54:56.061-08:00NKRI bersyariah dengan presiden syariah<i>"NKRI bersyariah dengan presiden syariah yang nantinya akan mendekritkan pemberlakuan syariat secara total di negeri ini. jika ulama besar sekalipun tetapi ia tidak mau menerapkan syariah maka tidak akan kita dukung," Al Khaththat (Sekjen FUI)</i>ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-28898328942449535372013-12-15T18:43:00.001-08:002013-12-15T18:43:05.025-08:00Kami Sepakat, Tidak ada Pemisahan Antara Agama dan Negara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i.okezone.tv/photos/2011/09/01/3200/18718_large.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="http://i.okezone.tv/photos/2011/09/01/3200/18718_large.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-84440687281188715122013-06-06T19:39:00.000-07:002013-06-06T20:41:04.440-07:00Nusantara Warisan para Nabi<div style="text-align: center;">
Ada Catatan sejarah yang mengatakan bahwa bangsa Melayu adalah keturunan nabi Ibrahim</div>
<div style="text-align: center;">
<i>"raja utusan waliyullah berkedaton dua di mekah yg pertama, tanah jawi yg satu.."</i> bait 28 kitab Musarar Jayabaya. Ada juga catatan yang mengatakan bahwa negeri saba yang dipipin Ratu Balqis adalah Nusantara...<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: center;">
Wallahua'lam.. tapi Rasulullah pernah mengatakan tentang kebangkitan Islam dari timur, dan seorang ulama dunia (Yusuf al Qardawi) berharap besar kepada Indonesia</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img alt="sumber: http://ruangpelangi.wordpress.com/nusantara/" border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBkW710JWepJU0xy55Go5h13oBE96EZL-qrWm5eOzKgrD9XzAtoGScO_0DwQZvfmWhiSR1A5jLEFPbNdVugl9Aejy8S9VsCV3cr69hATHYUEACBK-xblvXQdvPIz5GI2r3n3nOJwcsCw4A/s1600/silsilah-jawi.jpg" title="" width="467" /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a name='more'></a>Maka tak heran jika kedatangan islam di negeri ini tak awali dengan penolakan, Bahkan melebur menjadi satu kesatuan. Karena Islam di negeri ini dibawa oleh para ulama (bukan pedagan), utusan para khalifah Islam<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
dari wikipedia.org dituliskan : Tercatat Raja Sriwijaya pernah dua kali mengirimkan surat kepada khalifah Bani Umayyah. Yang pertama dikirim kepada Muawiyah I, dan yang ke-2 kepada Umar bin Abdul-Aziz. Surat kedua didokumentasikan oleh Abd Rabbih (860-940) dalam karyanya Al-Iqdul Farid. Potongan surat tersebut berbunyi: </div>
<div style="text-align: center;">
<i>"Dari Rajadiraja...; yang adalah keturunan seribu raja ... kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan yang lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya, dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya."</i> <br />
<i><br />"...Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, <span style="color: #cc0000;"><b>maka berlomba-lombalah</b></span> berbuat kebajikan..." (</i><i><i>Qs.Al-Maidah(5):48</i>)</i><br />
<div style="text-align: left;">
<span style="color: orange;"><i>berbagai sumber </i></span></div>
<br />
<br /></div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-89779439663018711902013-06-05T18:08:00.001-07:002013-06-05T18:08:36.992-07:00Piagam Jakarta yang Menjiwai UUD 45<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b>Keberadaan Piagam Ini dikuatkan sebagai dasar hukum oleh presiden pertama RI dalam dekret presiden 5 juli 1959</b><em> </em></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<em>"Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945
menjiwai Undang-undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu
rangkaian-kesatuan dengan Konstitusi tersebut, Maka atas dasar-dasar
tersebut di atas,Kami Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi
Angkatan Perang."</em></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/04/Naskah_Asli_Piagam_Jakarta.jpg" /></div>
<br />ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-45556243363576410482013-06-05T17:12:00.003-07:002013-06-05T17:12:43.444-07:00Yg kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM <div style="text-align: center;">
Oleh : Abdullah Haidir<br />
Riyadh, Rajab 1434 H</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
Yg kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM... tapi menaikkan sensitifitas para pejabat terhadap derita rakyat....<br /><br /> Yg kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM.. tapi menaikkan kemampuan dan kejujurn mengelola keuangan negara seefisien mungkin..<br /><br /> Yang kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM... tapi menaikkan motivasi bangsa melakukan swa sembada agar tdk tunduk dengan kekuatn asing..<br /><br /> Yang kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM... tapi menaikkan ketegasan selamatkan trilyunan uang negara yg dirampok para penyamun...<br /><br /> Yang kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM.... tapi menaikkan harga diri rakyat dari keterpurukan....<br /><br /> Yang kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM... tapi menaikkan keberanian melawan imperialisme ekonomi...<br /><br /> Yg kita butuhkan bukan menaikkan harga BBM.... tapi menaikkan mental berkorban utk sejahterakan rakyat....</div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
Sumber : pkspiyungan.org</div>
<br /> </div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-13206356661073364032013-02-02T21:02:00.003-08:002013-03-21T17:50:51.547-07:00Orasi Politik Presiden Partai terpilih<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2013/02/Anis-Matta.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img height="335" src="http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2013/02/Anis-Matta.png" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<span style="color: #eeeeee;">Bismillahirrahmanirrahim</span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wabihi nasta’in wa ‘ala umuriddunya waddin, wahayyikum jami’an bitahiyyatin islam bil khalidah.</span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.</span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">Presiden PKS, Anis Matta</span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">dakwatuna.com - Para pimpinan PKS yang hadir pada siang hari ini, khususnya yang saya hormati, yang saya cintai, KH. Hilmi Aminuddin sebagai ketua Majelis Syura. Saya pertama kali mengucapkan penghargaan sedalam-dalamnya kepada Ketua Majelis Syura yang telah mengambil keputusan yang sangat kilat dan sangat cepat merespon usulan dan permohonan pengunduran diri Presiden kita semuanya yaitu Luthfi Hasan Ishaaq.</span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">Saya juga ingin mengucapkan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada saudaraku, Luthfi Hasan Ishaaq. Kalau dia menonton acara ini, saya ingin mengatakan padanya, saya mencintainya. Dan seluruh pengurus, seluruh pemimpin PKS, seluruh kader PKS mencintai beliau. Kita juga percaya pada integritas beliau. Kita sepenuhnya tsiqah. Tetapi yang dihadapi oleh PKS hari ini adalah sebuah konspirasi besar yang bertujuan ingin menghancurkan partai ini.</span><br />
<br />
<a name='more'></a><br style="color: #eeeeee;" /><br />
<span style="color: #eeeeee;">Dan menurut saya, peristiwa besar ini insya Allah akan menjadi hentakan sejarah yang akan membangunkan macan tidur PKS. Saya yakin Allah SWT mengirimkan sebuah isyarat besar kepada kita semuanya bahwa ini adalah momentum pembenahan diri sekaligus momentum kebangkitan PKS.</span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">Rekan-rekan sekalian, tentu saja ini adalah tugas besar yang harus saya emban bersama seluruh pengurus PKS. Saya tahu ini bukan hari-hari yang mudah yang akan kita lalui. Tapi kita pasti bisa melaluinya, insya Allah. Kita pasti bisa melalui hari-hari sulit ini, asalkan kita mengetahui tiga syarat utama untuk melaluinya. Dan syarat utama untuk melalui hari-hari yang sulit ini ada 3.</span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">Yang pertama adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT. “Allahumma iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allahumma iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allahumma iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allahumma iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allahumma iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allahumma iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, Allahumma iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. (Ya Allah, kepada Engkalah kami menyembah dan kepada Engkaulah kami memohon pertolongan) </span><br />
<br style="color: #eeeeee;" />
<span style="color: #eeeeee;">Syarat yang kedua ikhwah sekalian, adalah kebersamaan kita semuanya. Ukhuwah, persaudaraan, soliditas, itu yang harus kita jaga. Karena Allah SWT mengatakan “Huwalladzi ayyadaka binashrihi wabil mu’minin. Dialah Allah yang menguatkanmu dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang yang beriman”. Kita pasti bisa melalui ini kalau kita saling bergandengan tangan. Kalau kita saling bersatu, kalau kita menyatukan diri kita semuanya atas nama cinta kepada Allah SWT dan cinta kepada negeri kita, Indonesia. </span><br />
<br />
<div style="color: #eeeeee;">
Yang ketiga ikhwah sekalian saudara-saudaraku semuanya, syarat ketiga adalah kerja keras. Hari ini, saya ingin mengatakan kepada Antum semuanya, kepada saudara semuanya, dan juga kepada seluruh kader-kader PKS yang menonton acara ini, saya ingin mengatakan kepada Antum semuanya hari ini berlaku ayat Allah SWT “Tatajafa junubuhum ‘anil madhoji’, Lambung mereka tidak bersahabat dengan tempat tidur”. (As-Sajadah:16) Tidak ada lagi waktu tidur sejak hari ini, saudara-saudara sekalian. Kita akan memulai hari ini, insya Allah, sebagai momentum kebangkitan kita semuanya. <br />
<br />
Ikhwah sekalian, misi utama kita dalam periode permulaan kebangkitan ini adalah mengubah cobaan dan musibah ini menjadi rahmat dan karunia. Dan insya Allah kita pasti bisa memulainya, kita pasti bisa melakukannya. Karena pada permulaan kita mendirikan partai ini, kita juga tahu bahwa jumlah kita sedikit, tenaga kita sedikit, orang-orang kita sedikit. Tetapi melalui kerja keras, Alhamdulillah, Allah SWT memberikan kesempatan pada partai ini untuk tumbuh dan terus-menerus berkembang.<br />
<br />
Dan itu sebabnya, saya juga percaya bahwa insya Allah dengan pertolongan Allah dan dengan kebersamaan kita, tidak ada satu pun kekuatan di negeri ini dan dunia ini yang bisa menghancurkan gerakan ini, insya Allah. Tidak akan ada, insya Allah.<br />
<br />
Ikhwan sekalian, saya tidak ingin Antum semua memahami di sini bahwa kita semuanya adalah ingin melawan gerakan pemberantasan korupsi, sama sekali tidak. Itu adalah agenda kita semuanya. Agenda Islam dan juga agenda nasional. Yang akan kita lawan adalah penggunaan otoritas dalam pemberantasan korupsi itu yang bersifat tirani. Itu yang akan kita lawan.<br />
<br />
Pemberantasan korupsi adalah agenda kita bersama, sekali lagi itu adalah agenda kita bersama. Tapi ulama-ulama fiqih mengatakan “Alhaqqu wastikhdamul haqq syai’ani yakhdalifa, Hak dan cara menggunakan hak adalah dua hal yang berbeda. Saya ulangi kembali, Hak dan cara menggunakan hak adalah dua hal yang berbeda”.<br />
<br />
Cara menggunakan hak berhubungan langsung dengan hati. Karena itu Rasulullah SAW mengatakan “Istafti qalbak, Mintalah fatwa ke dalam hatimu, Mintalah fatwa ke dalam hatimu.” Karena, motif itu yang akan menentukan cara kita menggunakan hak. Dan motif tirani inilah yang ingin kita lawan, Insya Allah. Motif tirani dalam cara menggunakan hak inilah insya Allah yang akan kita lawan.<br />
<br />
Seperti ikhwah sekalian, seperti yang saya katakan tadi, kalau kita ingin memulai perubahan yang hakiki, kita musti memulai dari diri kita sendiri. Kita pasti sebagai manusia biasa melakukan banyak sekali kesalahan. Terutama kami, saya secara pribadi, dan semua pimpinan PKS pasti menyadari bahwa kita sebagai manusia biasa pasti melakukan kesalahan.<br />
<br />
Dan karena itu ikhwah sekalian, saya ingin akan mengumumkan juga pada kesempatan ini. Agenda pertama kita dalam melakukan perubahan yang hakiki ini adalah melakukan Pertaubatan Nasional bagi seluruh pengurus dan kader-kader PKS. Kita akan memulai dari istighfar, kita akan memulai dari taubat.<br />
<br />
Sebagaimana ucapan pertama yang kita ucapkan begitu kita selesai melakukan shalat. Apa yang kita ucapkan setelah kita selesai melakukan shalat? Astaghfirullah. Kita tentu sudah beramal. Tapi banyak kekurangan-kekurangan sepanjang amal-amal itu yang menyertai amal-amal kita. Dan istighfar ini insya Allah bukan hanya akan menghapus dosa-dosa, tetapi juga insya Allah akan menyempurnakan kerja-kerja kita ke depan.<br />
<br />
Ikhwan sekalian, tapi Insya Allah kita setelah kita membenahi diri sendiri, membenahi diri kita semuanya, membenahi pikiran, membenahi hati, membenahi perilaku, dan membenahi seluruh sistem dalam organisasi kita ini, insya Allah kita akan melangkah lebih jauh lagi untuk melakukan pembenahan dan perbaikan pada negara. Dan karena itu, ikhwah sekalian, kita hanya bisa melakukan perbaikan pada skala negara itu kalau insya Allah kita memulainya dengan cara benar. Min huna nabda, dari sinilah kita akan memulai insya Allah.<br />
<br />
Kemarin kita menyaksikan saudara kita, Presiden kita, Luthfi Hasan Ishaaq, dikeluarkan dari ruangan ini dibawa ke tahanan. Dan Insya Allah, dari ruangan ini pula lah insya Allah kita akan memulai kerja besar baru untuk membenahi diri kita dan sekaligus membenahi negara kita semuanya. Dan saya yakin Insya Allah kita bisa, saya yakin Insya Allah kita bisa.<br />
<br />
Saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan Insya Allah, dengan kekuatan yang kita miliki insya Allah kita akan melampaui hari-hari yang sulit ini. Dan kita semuanya pasti akan berdoa agar Allah SWT meletakkan berkah di balik cobaan yang menimpa kita ini semuanya. Dan sekali lagi insya Allah, setelah acara ini, kita akan mulai melakukan langkah pertama nanti insya Allah, kita akan merancang satu acara untuk melakukan Pertaubatan Nasional bagi seluruh pimpinan dan juga bagi seluruh kader-kader PKS.<br />
<br />
Selanjutnya, karena saya sadar bahwa saya akan melakukan tugas yang sangat besar, saya tidak ingin dalam proses pelaksanaan tugas ini terganggu dengan hal-hal lain yang bisa membuat tujuan ini tidak bisa tercapai. Oleh karena itu pada kesempatan ini juga, saya ingin mengumumkan pengunduran diri saya dari jabatan Wakil Ketua DPR RI dan juga mengundurkan diri dari keanggotaan saya di DPR RI.<br />
<br />
Saya sudah memulai dan Insya Allah Antum semua juga berjalan bersama-sama dengan kita insya Allah membawa kafilah perubahan yang hakiki di negeri ini, insya Allah. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh<br />
<br />
Redaktur: Samin Barkah<br />
<br />
Topik: <a href="http://www.dakwatuna.com/topik/pidato-politik/">Pidato Politik</a><br />
<br />
Sumber: <a href="http://www.dakwatuna.com/2013/02/27509/transkrip-pidato-politik-presiden-pks-muh-anis-matta/#ixzz2JoEI4VHr">http://www.dakwatuna.com/2013/02/27509/transkrip-pidato-politik-presiden-pks-muh-anis-matta/#ixzz2JoEI4VHr</a></div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-29047282404399547672012-11-06T18:33:00.001-08:002013-03-21T17:51:34.262-07:00celoteh cerdas (H Agus Salim)<div style="color: white;">
<b>Asap Kretek di Istana Buckingham</b><br />
<br />
Suatu hari pada 1953, Agus Salim -- mewakili Pemerintah Indonesia -- menghadiri penobatan Elizabeth II sebagai Ratu Inggris. Acara penobatan diselenggarakan di Istana Buckingham.<br />
<br />
Dalam acara itu, Agus Salim melihat Pangeran Philip -- yang masih muda -- agak canggung menghadapi khalayak ramai yang hadir. Ia tampaknya belum terbiasa menempatkan diri sekadar sebagai pasangan (suami) ratu. Begitu canggungnya, sehingga ia lalai meladeni tamu-tamu asing yang datang dari jauh menghormati peristiwa penobatan isterinya.<br />
<br />
Untuk sekadar melepas ketegangan Pangeran Philip, Agus Salim menghampirinya seraya mengayun-ayunkan rokok kreteknya sekitar hidung sang pangeran. Kata Agus Salim kemudian, "Paduka (Your Highness), adakah Paduka mengenali aroma rokok ini?"<br />
<br />
Setelah mencoba menghirup-hirup bau asap rokok kretek itu, sang pangeran lalu mengakui tidak mengenal aroma rokok tersebut. Sambil tersenyum Agus Salim lalu mengatakan, "Inilah sebabnya 300 atau 400 tahun yang lalu bangsa Paduka mengarungi lautan mendatangi (menjajah) negeri kami."<br />
<br />
Sang pangeran pun tersenyum dan dengan lebih luwes bergerak dan meladeni tamu-tamunya yang datang dari jauh.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<b>Bergmeyer pun tidak Berkutik</b><br />
</div>
<div style="color: white;">
Suatu kali, ketika menjadi anggota Volksraad, H Agus Salim berpidato dalam bahasa Indonesia -- yang ketika itu juga masih disebut bahasa Melayu. Ketua Volksraad langsung menegurnya dan memintanya berpidato dalam bahasa Belanda.<br />
<br />
Salim menjawab, "saya memang pandai berpidato dalam bahasa Belanda, tapi menurut peraturan Dewan saya punya hak untuk mengeluarkan pendapat dalam bahasa Indonesia."<br />
</div>
<div style="color: white;">
Salim terus berpidato dalam bahasa Indonesia, dan ketika ia mengucapkan kata 'ekonomi', seorang Belanda Bergmeyer dengan maksud mengejek bertanya, "Apa kata ekonomi itu dalam bahasa Melayu?"<br />
<br />
Dengan tangkas Agus Salim berkilah, "Coba tuan sebutkan dahulu apa kata ekonomi itu dalam bahasa Belanda, nanti saya sebutkan Indonesianya?"<br />
<br />
Bergmeyer hanya bisa melongo, tidak dapat berkata-kata lagi. Dan, para peserta sidang pun tertawa. Memang, kata 'ekonomi' tidak ada salinannya yang tepat dalam bahasa Belanda.<br />
<br />
<b>Disambut dengan Upacara</b><br />
<br />
Pada 1927, Agus Salim mendapat undangan mengikuti kongres Islam di Mekah. Waktu itu pemerintah kolonial Belanda mempersulitnya untuk memperoleh paspor. Setelah berupaya keras, akhirnya ia berhasil memperoleh paspor itu di Surabaya.<br />
<br />
Sayangnya, ketika itu kapal yang akan ke Arab Saudi, kapal Kongsi Tiga, sudah akan berangkat dari Jakarta. Agus Salim tidak akan dapat mengejar kapal itu, karena perjalanan dari Surabaya ke Jakarta memakan waktu cukup lama.<br />
<br />
Mengetahui hal itu, HOS Cokroaminoto mengirim telegram kepada perwakilan Kongsi Tiga di Jakarta. Isinya: Jika kapal itu berangkat tanpa Agus Salim, tahun depan tidak akan ada seorang pun jamaah haji yang akan berangkat dengan kapal Kongsi Tiga. Kapten kapal pun terpaksa menunda keberangkatan selama 2x24 jam.<br />
<br />
Ketika Agus Salim tiba, ia disambut dengan upacara kehormatan oleh awak kapal. Mereka berbaris rapi di sepanjang jalan menuju pintu masuk. Ketika Agus Saling lewat, mereka memberinya hormat.<br />
<br />
Setelah di kapal, Agus Salim bertanya kepada sang kapten, "Mengapa saya disambut dengan cara seperti itu? Bukankah saya hanya orang biasa?"<br />
<br />
Dengan agak jengkel si kapten menjawab, "Kapal ini tidak akan menunda keberangkatannya selama 2x24 jam hanya untuk menunggu orang biasa!"<br />
<br />
<b>Paling Pintar</b><br />
<br />
Antara tahun 1906-1911, Agus Salim bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah. Waktu itu ia sering 'bertengkar' dengan atasannya, Konsul Belanda.<br />
<br />
Meskipun begitu pekerjaannya selalu beres, sehingga tidak ada alasan untuk mengatakannya sebagai pemalas. Ia tidak dapat dicap sebagai ongeschikt, tidak terpakai. Bahkan ia sering mengerjakan pekerjaan yang banyak meringankan beban atasannya, dan ia pun dihargai sebagai pembantu yang berjasa.<br />
<br />
Dalam kesempatan bertukar-pikiran yang tajam dengan atasannya, Konsul Belanda itu menyindir Agus Salim dengan berkata, "Salim, apakah engkau kira bahwa engkau ini seorang yang paling pintar di dunia ini?"<br />
<br />
Dengan tangkas Haji Agus Salim menjawab, "Itu sama sekali tidak. Banyak orang yang lebih pintar dari saya, cuma saya belum bertemu dengan seorang pun di antara mereka."<br />
<br />
Jawaban Agus Salim terasa sebagai pukulan bagi sang Konsul. Tetapi apa akan dikata? Karena itu, alangkah girang hati Konsul Belanda saat itu ketika tahu bahwa Agus Salim pulang ke Indonesia pada tahun 1911.</div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-84923398037455145112012-11-06T18:00:00.000-08:002013-03-21T17:53:16.469-07:00pidato kemerdekaan M Natsir<div style="text-align: justify;">
Hari ini, kita memperingati hari ulang tahun negara kita. Tanggal 17 Agustus adalah hari yang kita hormati. Pada tanggal itulah, pada 6 tahun yang lalu, terjadi suatu peristiwa besar di tanah air kita. Suatu peristiwa yang mengubah keadaan seluruhnya bagi sejarah bangsa kita. Sebagai bangsa, pada saat itu, kita melepaskan diri dari suasana penjajahan berpindah ke suasana kemerdekaan... <br />
<br />
Kini! Telah 6 tahun masa berlalu. Telah hampir 2 tahun negara kita memiliki kedaulatan yang tak terganggu gugat. Musuh yang merupakan kolonialisme, sudah berlalu dari alam kita. Kedudukan bangsa kita telah merupakan kedudukan bangsa yang merdeka. Telah belajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Telah menjadi anggota keluarga bangsa-bangsa. Penarikan tentara Belanda, sudah selesai dari tanah air kita. Rasanya sudahlah boleh bangsa kita lebih bergembira dari masa-masa yang lalu. Dan memang begitulah semestinya!<br />
<a name='more'></a><br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi, apakah yang kita lihat sebenarnya? Masyarakat, apabila dilihat wajah mukanya, tidaklah terlalu berseri-seri. Seolah-olah nikmat kemerdekaan yang telah dimilikinya ini, sedikit sekali faedahnya. Tidak seimbang tampaknya laba yang diperoleh dengan sambutan yang memperoleh! Mendapat, seperti kehilangan! Kebalikan dari saat permulaan revolusi. Bermacam keluhan terdengar waktu itu. Orang kecewa dan kehilangan pegangan. Perasaan tidak puas, perasaan jengkel, dan perasaan putus asa, menampakkan diri. Inilah yang tampak pada saat akhir-akhir ini, justru sesudah hampir 2 tahun mempunyai negara merdeka berdaulat. Dahulu, mereka girang gembira, sekalipun hartanya habis, rumahnya terbakar, dan anaknya tewas di medan pertempuran, kini mereka muram dan kecewa sekalipun telah hidup dalam satu negara yang merdeka, yang mereka inginkan dan cita-citakan sejak berpuluh dan beratus tahun yang lampau.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa keadaan berubah demikian? Kita takkan dapat memberikan jawab atas pertanyaan itu dengan satu atau dua perkataan saja. Semuanya harus ditinjau kepada perkembangan dalam masyarakat itu sendiri. Yang dapat kita saksikan ialah beberapa anasir dalam masyarakat sekarang ini, di antaranya: Semua orang menghitung pengorbanannya, dan minta dihargai. Sengaja ditonjol-tonjolkan kemuka apa yang telah dikorbankannya itu, dan menuntut supaya dihargai oleh masyarakat. Dahulu, mereka berikan pengorbanan untuk masyarakat dan sekarang dari masyarakat itu pula mereka mengharapkan pembalasannya yang setimpal…<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang timbul penyakit bakhil. Bakhil keringat, bakhil waktu, dan merajalela sifat serakah. Orang bekerja tidak sepenuh hati lagi. Orang sudah keberatan memberikan keringatnya sekalipun untuk tugasnya sendiri. Segala kekurangan dan yang dipandang tidak sempurna, dibiarkan begitu saja. Tak ada semangat dan keinginan untuk memperbaikinya. Orang sudah mencari untuk dirinya sendiri, bukan mencari cita-cita yang di luar dirinya. Lampu cita-citanya sudah padam kehabisan minyak, programnya sudah tamat, tak tahu lagi apa yang akan dibuat!... ”<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
”Saudara baru berada di tengah arus, tetapi sudah berasa sampai di tepi pantai. Dan lantaran itu tangan saudara berhenti berkayuh, arus yang deras akan membawa saudara hanyut kembali, walaupun saudara menggerutu dan mencari kesalahan di luar saudara. Arus akan membawa saudara hanyut, kepada suatu tempat yang tidak saudara ingini... Untuk ini perlu saudara berdayung. Untuk ini saudara harus berani mencucurkan keringat. Untuk ini saudara harus berani menghadapi lapangan perjuangan yang terbentang di hadapan saudara, yang masih terbengkelai... Perjuangan ini hanya dapat dilakukan dengan enthousiasme yang berkobar-kobar dan dengan keberanian meniadakan diri serta kemampuan untuk merintiskan jalan dengan cara yang berencana.”<br />
<br />
(17 Agustus 1951_Pidato Mohammad Natsir)</div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-52691880928647444452012-11-06T17:53:00.002-08:002013-03-21T17:50:14.294-07:00mohammad Natsir<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://fimadani.com/mohammad-natsir-sosok-pemimpin-dan-mujahid/" style="color: black; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img src="http://www.hasanalbanna.com/harokah/wp-content/uploads/2012/02/Mohammad-Natsir-460x250.jpg" /></a></div>
<br style="color: black;" /><i style="color: #f3f3f3;">Ketika redaktur majalah “Al Wa’yul Islami” Kuwait: Ustadz Muhammad Yasir Al Qadhmani, bertanya tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh pada dirinya dan perjuangannya, Mohammad Natsir berkata, </i><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><i style="color: #f3f3f3;">“Haji Syaikh Muhammad Amin Al Husaini, Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, dan Imam Hasan Al Hudhaibi. Seorang tokoh-tokoh Indonesia adalah Syaikh Agus Salim dan Syaikh Ahmad Sukarti.”</i><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><i style="color: #f3f3f3;">***</i><span style="color: #f3f3f3; font-weight: bold;"></span><br style="color: #f3f3f3;" /> <br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Tokoh kita ini adalah Mohammad Natsir bin Idris Datusto, ulama piawai, ternama, politikus cekatan, dan pendidik utama.</span><br />
<a name='more'></a><br style="color: #f3f3f3;" /><b style="color: #f3f3f3;">Tempat, tanggal Lahir, Masa Kecil Mohammad Natsir </b><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Mohammad Natsir lahir tanggal 16 Juli 1908 di Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ia dibesarkan di keluarga agamis, ayahnya ulama terkenal di Indonesia. Lingkungan seperti ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan Sang Putra. Ia belajar di sekolah agama dan negeri. Mendapat Ijazah Perguruan Tinggi dari Fakultas Tarbiyah Bandung. Mendapat Gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Islam Indonesia (Dulu Sekolah Tinggi Islam), Yogyakarta. Pada masa pendudukan Belanda aktif dalam dunia pendidikan di Bandung. Menjadi pimpinan pada Direktorat Pendidikan di ibukota Indonesia, Jakarta.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Tahun 1945, Muhammad Hatta, Wakil Presiden Republik Indonesia, setelah kemerdekaan, memintanya membantu melawan penjajah. Kemudian menjadi anggota MPRS. Tahun 1946, mendirikan partai MASYUMI (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Ia juga menjabat sebagai Menteri Penerangan selama empat tahun.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Perjuangan Mohammad Natsir</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Ketika Belanda hendak menjadikan Indonesia negara serikat. Mohammad Natsir menentangnya dan mengajukan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Usulan ini disetujui 90% anggota Masyumi.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Tahun 1950, diminta untuk membentuk kabinet sekaligus menjadi Perdana Menterinya. Tapi, belum genap setahun, ia dipecat karena berseberangan dengan Presiden Soekarno. Ia tetap memimpin Masyumi dan menjadi anggota parlemen hingga 1957.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Mohammad Natsir tokoh Islam kontemporer dunia Islam, mujahid yang menerjuni pertarungan sengit di setiap jenjang, dan politikus piawai. Memegang jabatan-jabatan penting di negaranya, mencurahkan segenap kemampuan untuk menjadikan Islam sebagai system pemerintahan Indonesia dan melawan orang-orang yang menghalangi tegaknya Islam dari kalangan penyeri sekulerisme, komunisme, atau para kaki tangan barat maupun timur.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Pidato berjudul “Pilihlah Satu dari Dua Jalan : Islam atau Atheis” yang ia sampaikan di parlemen Indonesia dan dipublikasikan majalah Al Muslimun mempunyai pengaruh besar pada anggota parlemen dan masyarakat muslim Indonesia.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Saat menerjuni bidang politik, Mohammad Natsir politikus piawai. Saat menerjuni medan perang, ia panglima yang gagah berani. Saat berdebat dengan musuh, ia pakar ilmu dan dakwah.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Mohammad Natsir menentang serangan membabi buta yang dilancarkan misionaris Kristen, antek-antek penjajah, dan para kaki tangan barat maupun timur., dengan menerbitkan majalah Pembela Islam. Ia juga menyerukan Islam sebagai titik tolak kemerdekaan dan kedaulatan, pada saat Soekarno dan antek-anteknya menyerukan nasionalisme Indonesia sebagai titik tolak kemerdekaan. Saat itu Soekarno bersekutu dengan komunis yang terhimpun dalam Partai Komunis Indonesia untuk melawan DR Mohammad Natsir dan Partai Masyumi. Pertarungan ini berlangsung hingga tahun 1961, Soekarno membubarkan Partai Masyumi dan menahan para pemimpinnya terutama Mohammad Natsir. Perlawanan kaum muslimin di Indonesia tidak padam, terus berlanjut hingga terjadi revolusi militer, yang berhasil menggulingkan Soekarno, tahun 1965.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><b style="color: #f3f3f3;">Manhaj Dakwah Mohammad Natsir</b><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Keluar dari penjara, Mohammad Natsir bersama rekan-rekannya mendirikan Dewan Dakwah Islam Indonesia yang memusatkan aktivitasnya untuk membina masyarakat, mengerahkan para pemuda, dan menyiapkan dai. Kemudian cabang-cabang DDI terbentuk di seluruh Indonesia dan generasi muda dapat mengenyam kehidupan Islami, menikmati suasana ilmiah, mereguk fikrah Islam yang benar, member pengarahan kepada masyarakat, mendirikan pusat-pusat kegiatan Islam (Islamic Center) dan masjid, menyebarkan buku-buku Islam, membentuk ikatan-ikatan pelajar Islam, serta mendirikan beberapa asosiasi professional, para insinyur, para petani, pekerja, dan lain-lain. Ia juga menjalin hubungan dengan gerakan-gerakan Islam Internasional untuk saling tukar pengalaman dan saling mengokohkan persatuan.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Tahun 1967, Mohammad Natsir dipilih menjadi Wakil Ketua Muktamar Islam Internasional di Pakistan.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><b style="color: #f3f3f3;"><br />Awal Perkenalanku dengan Mohammad Natsir</b><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Saya mengenal Mohammad Natsir dari membaca majalah “Al Muslimun” yang diterbitkan DR Said Ramadhan. Kemudian saya berkunjung ke Indonesia dan ia berkunjung ke Kuwait.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Sikapnya yang sopan, santun, tawadhu, dan sederhana membuatnya dicintai oleh setiap orang yang mengenalnya dan akrab dengan orang-orang yang bekerja asama dengannya. Kepedulian kepada masalah-masalah yang dihadapi kaum muslimin menyita sebagian besar waktunya. Ia melakukan lawatan ke dunia Arab dan Islam guna memperjuangkan prinsip-prinsip Islam, menyelesaikan masalah-masalah kaum muslimin, mengikuti muktamar, menghadiri seminar, melakukan hal-hal yang bermanfaatn untuk Islam dan kaum muslimin.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Ketika pertama kali saya berkunjung ke Indonesia untuk menghadiri Muktamar Islam di Bandung, 1965, saya berusaha menemui Mohammad Natsir, tapi tidak berhasil karena ia dipenjara bersama tokoh-tokoh mujahidin Partai Masyumi. Soekarno yang telah menjual diri pada komunis, mengkhianatinya dan berusaha memerangi Islam serta dainya.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Setelah itu saya berkunjung ke Indonesia sebanyak empat kali. Di setiap kunjungan saya bertemu Mohammad Natsir yang menjadi pemimpin Dewan Dakwah ISlamiyah Pusat. Juga bertemu dengannya saat ia berkunjung ke Kuwait tahun 1968. Dengan pertemuan-pertemuan itu, saya mendapatkan banyak manfaat dari ilmu dan pengalamannya.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><b style="color: #f3f3f3;">Kepedulian Mohammad Natsir</b><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">DR Mohammad Natsir sangat serius memperhatikan masalah Palestina. Ia temui tokoh, pemimpin dan dai di Negara-negara Arab dan Islam untuk membangkitkan semangat membela Palestina., setelah kekahan di tahun 1967.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Siang dan malam Mohammad Natsir berkunjung ke wilayah di Indonesia untuk urusan dakwah, sesuai dengan program yang telah direncanakan, manhaj yang telah dikaji sebelumnya, dan disertai rekan-rekan yang memahami kewajibannya, menyadari tanggung jawabnya, dan mencurahkan segenap kemampuannya.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Setelah Soekarno tumbang pada Oktober 1965, Kristenisasi semakin meningkat. Para misionaris melipatgandakan upayanya, membangun gereja-gereja, menyebarkan Injil, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Kristen dan membuka sekolah-sekolah misionaris. Mereka berharap tahun 2000 Indonesia menjadi Kristen.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Meskipun para misionaris mendapatkan banyak kemudahan dari antek-anteknya di dalam negeri, suntikan dana sangat besar, dan peralatan memadai, tapi upaya DR Mohammad Natsir dan rekan-rekan menjadi konspirasi busuk mereka. Sebab keikhlasan dalam beramal, ketuluisan dan berusaha sesuai syariat menjadi pembuka kebaikan yang terus meluas di penjuru Indonesia.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Rakyat Indonesia mulai mendekati dai untuk mengenal agama yang benar dan mengetahui peran manusia di kehidupan. Kesadaran berislam pun merebak di kalangan mahasiswa dan pelajar, juga menyentuh para intelektual. Yayasan dan organisasi pemuda yang membawa misi Islam, menyebarkan dakwah, dan membela agama pun didirikan.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">DR Mohammad Natsir punya peran besar dalam mengarahkan lembaga-lembaga pemuda adar bekerja berdasarkan hikmah, kejelasan pandangan, dan pemahaman memadai. Itu semua agar lembaga-lembaga pemuda dapat melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan Kitab Allah, Sunnah RasulNya dan konsesus para ulama salaf yang menjadikan Islam sebagai Undang-undang, syariat, akidah, ilmu, amal, jihad, pasukan, fikrah, dan ibadah yang tulus kepada Allah Ta’ala. Yang Maha Esa dan Penguasa langit dan bumi.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><b style="color: #f3f3f3;">Ungkapan-ungkapan Mohammad Natsir </b><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">“Islam tidak terbatas pada aktivitas ritual muslim yang sempit, tapi pedoman hidup bagi individu, masyarakat, dan Negara. Islam menentang kesewenang-wenangan manusia terhadap saudaranya. Karena itu, kaum muslimin harus berjihad untuk mendapatkan kemerdekaan. Islam menyetujui prinsip-prinsip Negara yang benar. Karena itu, kaum muslimin harus mengelola Negara yang merdeka berdasarkan nilai-nilai Islam. Tujuan ini tidak terwujud, jika kaum muslimin tidak punya keberanian berjihad untuk mendapatkan kemerdekaan, sesuai dengan nilai-nilai yang diserukan Islam. Mereka juga harus serius membentuk kader dari kalangan pemuda muslim yang terpelajar.”</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Di wawancara dengan redaktur majalah “Al Wa’yul Islami” Kuwait: Ustadz Muhammad Yasir Al Qadhmani, yang dilaksanakan di rumah Mohammad Natsir, Februari 1989, Mohammad Natsir berkata, “Saya tidak takut masa depan, karena tidak bahaya. Masa depan milik umat Islam, jika mereka tetap istiqamah baik secara pribadi maupun kolektif.”</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Ketika redaktur bertanya tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh pada dirinya dan perjuangannya, Mohammad Natsir berkata, “Haji Syaikh Muhammad Amin Al Husaini, Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, dan Imam Hasan Al Hudhaibi. Seorang tokoh-tokoh Indonesia adalah Syaikh Agus Salim dan Syaikh Ahmad Sukarti.”</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Lembaran-lembaran ini tidak cukup untuk membahas perjalanan hidup mujahid yang sabar, sederhana, dan dai bijak ini. Sebab, namanya telah dikenal di berbagai negeri serta tokoh-tokoh pemikir, aktivis dakwah, dan politikus.</span><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><b style="color: #f3f3f3;">Karya-karya Ilmiah Mohammad Natsir</b><br style="color: #f3f3f3;" /><br style="color: #f3f3f3;" /><span style="color: #f3f3f3;">Mohammad Natsir meninggalkan karya tulis, baik yang terkait dengan dakwah atau pemikiran. Sebagiannya telah diterbitkan dalam bahasa Arab, misalnya: </span><br />
<div style="color: #f3f3f3;">
<br /></div>
<div style="color: #f3f3f3;">
Fiqhud Da’wah dan Ikhtaru Ahadas Sabilain (Pilih salah Satu dari Dua Jalan) <br />Shaum (Puasa) <br />Al Maratul Muslimah wa Huququha (Hak-hak Wanita Muslimah) <br />Al Hadharah Al Islamiyah (Peradaban Islam) <br />Al Bina’ Wastahl Anqadh (Membangun di Tengah Reruntuhan) <br />At Tarkib At Thabaqi lil Mujtama’ (Struktur Sosial Masyarakat) <br />Ats Tsaurah Al Indonesia (Revolusi Indonesia) <br />Qadhiyatu Falisthin (Masalah Palestina) <br />Hal Yumkinu Fashlud Din ‘Anis Siyasah? (Mungkinkah Agama dipisahkan dari Politik?) <br />Ishlamul Islam Fil Silmi Al ‘Alami (Sumbangsih Islam pada Perdamaian Internasional) <br />Al Mal Was Sulthan Wal Amanatun (Harta dan Kekuasaan adalah Amanah) <br />Ibdzarul Budzur (Taburlah Benih) <br />Al Islam Wan Nashraniyah Fi Indonesia (Islam dan Kristen di Indonesia) <br />Thuba lil Ghuraba (Berbahagialah Orang-orang yang Terasing) <br />Al Yadul Lati Lam Yataqabbalaha Ahad (Tangan yang Belum Dicium oleh Seorang pun) <br />Al Iman Mashdarul Quwwah Azh Zhahirah Wal Bathinah (Iman Sumber Kekuatan Lahir Batin) <br />Al Khaufu Wal Isti’mar (Ketakutan dan Penjajahan) <br />Hina La Yustajabud Du’a (Ketika Doa Tidak Dikabulkan) <br />Ad Dinu Wal Akhlak (Agama dan Moral) <br />Ad Da’watu Wal Inma (Dakwah dan Perkembangan) <br />Khuthbah Idul Fithri <br />Ma’al Ilam Nahwa Indunisia Al Mustaqbalah (Bersama Islam menuju Indonesia Masa Depan) <br />Tahta Zhilalir Risalah (Di Bawah Naungan Risalah) <br />Zayyinud Dunya bi A’malikum Wa Adhiul ‘Ashra bi Imanikum (Hiasi Dunia dengan Amal Kalian dan Sinari Masa dengan Iman Kalian) <br />Ahyu Ruhul Mitsaliyah Wat Tadhiyah Marratan Ukhra (Hidupkan Kembali Semangat Keteladanan dan Pengorbanan) <br />Al Islam Wa Hurriyatul Fikr (Islam dan Kebebasan Berfikir) <br />Al Islam Ka Asasid Daulah (Islam Sebagai Dasar Negara) <br />Islam sebagai Idiologi <br />Al Qalaqur Ruhi Fi Dirayil Gharb (Kegelisahan Batin di Negeri-negeri Barat) <br />Al Masjid wal Qur’an Wal Indhibath (Masjid, Qur’an, dan Kedisiplinan) <br />Ats Tsaqafah Al Islamiah <br />Dan lain-lain <br /><br />Di samping itu masih banyak ceramah, riset, makalah Mohammad Natsir yang tersebar dan tidak dapat dihitung. Ia pemimpin sekaligus pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang berhasil menghimpun kaum muslimin di manhaj yang jelas dan murni, membuat strategi kerja dakwah yang dibangun di penelitian lapangan, mengkader dai penyebara Islam, membantah tuduhan-tuduhan lawan, dan menghilangkan syubhat yang disebarkan musuh-musuh Islam.<br /><br />Mohammad Natsir juga menjadi dewan anggota pendiri Rabithah Alam Islami, anggota Dewan Majlis di Makkah Al-Mukarramah, dan Anggota Muktamar Islami di Pakistan.<br /><br />Pulang ke Rahmatullah <br /><br />Mohammad Natsir pulang ke rahmatullah, 5 Pebruari 1993 di Jakarta, Indonesia. Semoga Allah Ta’ala merahmati DR Mohammad Natsir dan menggantinya dengan orang lain yang meneruskan dakwah yang dirintisnya bersama rekan-rekan di Indonesia.<br /><br />dikutip dari <a href="http://www.hasanalbanna.com/dr-mohammad-natsir-sosok-pemimpin-dan-mujahid/">hasanalbanna.com</a></div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-59275178677632561552012-11-06T17:51:00.003-08:002013-03-21T17:55:57.425-07:00Haji Agus Salim<h1 class="title">
</h1>
<div class="meta">
<span class="submitted"><br />
</span></div>
<div class="field field-type-filefield field-field-image">
<div class="field-items">
<div class="field-item odd">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a class="imagecache imagecache-620x imagecache-imagelink imagecache-620x_imagelink" href="http://esq-news.com/sites/default/files/images/kh-agus-salim.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="imagecache imagecache-620x" height="400" src="http://esq-news.com/sites/default/files/imagecache/620x/images/kh-agus-salim.jpg" title="" width="400" /></a></div>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<i>”...Orang tua yang sangat pandai ini adalah seorang yang jenius. Ia
mampu bicara dan menulis secara sempurna sedikitnya dalam 9 bahasa.
Kelemahannya hanya satu: ia hidup melarat.” (Prof. Schermerhon dalam Het
dagboek van Schermerhon).</i></div>
<br />
Hindia Belanda 1915. Terbetik sebuah isu, Syarikat Islam (SI) lewat
Tjokroaminito, menerima uang 150.000 gulden dari Jerman. Dana sebesar
itu, konon sengaja digelontorkan salah satu negara adi kuasa era
tersebut, sebagai upaya untuk membeayai sebuah pemberontakan besar di
tanah Jawa.<br />
<br />
Demi menerima isu panas itu, pemerintah Hindia Belanda tidak tinggal
diam. Mereka lantas menugaskan salah satu agen intel muda di PID
(Politiek Inlichtingen Dien) untuk menyelidiki kebenaran isu tersebut.
Namun, alih-alih mendapat informasi yang berharga, sang agen malah
mengirim berita “mengejutkan” dari Surabaya. Isinya, ia menyatakan
keluar dari PID.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
“Rupanya, pesona kharisma Tjokro, telah menyihir sang anak muda untuk
membelot ke SI,” ujar sejarawan Ridwan Saidi dalam sebuah diskusi
sejarah di Republika beberapa waktu yang lalu. Siapakah anak muda itu?
Ia tak lain adalah Agus Salim.<br />
<br />
Lahir di Koto Gadang, Bukittinggi, 8 Oktober 1884, sedari kecil Agus
Salim menikmati pendidikan eksklusif gaya Eropa. Itu terjadi, selain
karena ia putera seorang jaksa, ia pun memiliki otak yang encer. Begitu
cerdasnya Agus Salim, hingga saat duduk di Europese Lagere School (ELS,
sekolah eropa setingkat lanjutan pertama) di Riau, sang kepala sekolah
tertarik untuk langsung mendidiknya dengan etika dan bahasa Belanda.<br />
<br />
Selulus dari HBS (sekolah Belanda setingkat lanjutan atas), Agus
bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah, Saudi Arabia. Bekerja di
lingkungan asal datangnya Islam itu, membuat Agus belajar banyak soal
Islam dan bahasa Arab. Bisa jadi, karena keahliannya di dua bidang
tersebut, membuat PID tertarik untuk merekrutnya. Maka, pada sekitar
1913, ia kembali ke Batavia dan resmi bekerja sebagai agen PID.<br />
Seperti sudah disebutkan di atas, PID lantas menugaskan Agus untuk
menyelidiki Tjokroaminoto di Surabaya. Penyelidikan itu ternyata
berakhir dengan masuknya Agus ke SI. Sejarah menyatat, Agus tidak hanya
menjadi anggota SI. Sampai meninggalnya Tjokro pada 1934, ia bahkan
selalu disebut-sebut sebagai orang kedua di SI. “Tjokro dan Agus adalah
dwitunggal Syarikat Islam,” tulis Mohamad Roem dalam Manusia dalam
Kemelut Sejarah. <br />
<br />
Hingga 1921, Agus Salim masih memperlihatkan sikap kooperatif
terhadap pemerintah Hindia Belanda. Itu dibuktikan dengan kesediannya
menjadi anggota Volksraad atau Dewan Rakyat (1921-1924) mewakili SI.
Justru di Dewan Rakyat itu sikap radikal Agus mulai terpupuk. Tak jarang
ia bicara terbuka, keras, dan menantang. Salah satu bentuk
keradikalannya adalah saat ia ngotot menggunakan bahasa Melayu dalam
rapat-rapat di Dewan Rakyat. Sebuah sikap yang berani dari seorang
bumiputera saat itu. <br />
<br />
“Ia pernah mengeritik Dewan Rakyat sebagai ‘komidi ngomong’,” tutur Mohamad Roem. <br />
Seiring bergesernya gaya perjuangan SI ke arah nonkooperatif, Agus
dan kawan-kawan SI-nya lantas menyatakan mundur dari Dewan Rakyat. Ia
kemudian aktif di JIB (Jong Islamieten Bond) dan sehari-hari bekerja
sebagai seorang jurnalis. Tulisannya yang sangat keras bertaburan di
beberapa koran dan majalah Hindia Belanda, seperti Hindia Baru, Fadjar
Asia dan Het Linch. <br />
<br />
Sebagai seorang jurnalis, Agus meliput berbagai peristiwa di
pedalaman Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Dengan mata kepalanya sendiri,
ia menyaksikan ketidakadilan berbagai aturan Pemerintah Hindia Belanda.
Ia juga menjadi saksi berbagai sisitem yang memeras rakyat untuk
kepentingan penjajah, mulai praktik kuli kontrak dengan pembayaran minim
(poenale sanctie) hingga penyewaan tanah rakyat kepada pengusaha Eropa
dalam jangka panjang (erfpacht). <br />
<br />
Berbagai pengalaman itu berpengaruh terhadap cara pandangnya di
kemudian hari. Termasuk saat ia bersama-sama tokoh pendiri bangsa
lainnya menyusun UUD 1945. Konon, Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD)
1945 yang di antaranya berbunyi, “Sesungguhnya kemerdekaan adalah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan,” mengandung ide-ide pemikiran Agus Salim. <br />
<br />
Agus Salim memang memiliki sumbangan yang tidak kecil dalam
pembangunan bangsa baru bernama Indonesia. Bukan hanya sebagai anggota
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), ia bahkan termasuk dalam
tim kecil perumus Pembukaan UUD RI. Mungkin karena keahliannya dalam
tata bahasa Melayu, ia bersama Djajadiningrat dan Soepomo, menjadi
penghalus bahasa dalam penyusunan batang tubuh UUD 1945. <br />
<br />
“Jauh sebelum dunia Barat bicara tentang hak asasi manusia, Haji Agus
Salim sudah menyinggung dalam perjuangannya menuntut kemerdekaan
sebagai hak manusia, bahkan hak segala bangsa!” demikian Emil Salim
dalam Seratus Tahun Haji Agus Salim. <br />
<br />
Kiprah perjuangan “the grand old man” –julukan Soekarno terhadap Agus
Salim– tidak hanya sebatas pendirian Indonesia. Pada beberapa kabinet,
Agus Salim selalu menduduki peran sebagai menteri luar negeri. Posisinya
itu menjadikan ia sering bertemu dan terlibat perdebatan alot dengan
para diplomat Kerajaan Belanda. Salah satu diplomat itu adalah Prof.
Schermerhon. <br />
<br />
Sebagai seorang “musuh” Schermerhon memiliki kesan yang mendalam
terhadap Agus Salim. Dalam Het dagboek van Schermerhoon (Buku Harian
dari Schermerhoon), ia menggambarkan Agus Salim: “Orang tua yang sangat
pandai ini adalah seorang yang jenius. Ia mampu bicara dan menulis
secara sempurna sedikitnya dalam 9 bahasa. Kelemahannya hanya satu: ia
hidup melarat.” <br />
<br />
Berdamai dengan kemelaratan seolah telah menjadi pilihan hidupnya.
Itu dibuktikannya pada 4 November 1954, saat bapak pendiri bangsa tertua
itu menutup mata selamanya. Tak ada warisan harta dan kemilau materi
yang diwariskan kepada anak-anaknya. Ya, hidup sederhana seolah telah
“dihitung” sang diplomat tua sejak jauh hari. Sejak ia memutuskan ke
luar dari pekerjaannya yang bergaji besar di PID. <i>HAZKALAH</i>ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-40028480696159782722012-06-09T20:24:00.001-07:002013-03-21T17:58:06.643-07:00negeriku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyDUutH7f8Bgv9nE-xTdjXegiDAXGYDOLI7wtxYqlo-_5P5qF161B2PwDF5AiPmacTJu9HQf-_TQWPBEpvH2mVgEjiT8sOnz3fdmZGitbMMEE4Up7YjmY_AKKRNA-JJTr4UsYaDhI-giO5/s1600/red-waves-background.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyDUutH7f8Bgv9nE-xTdjXegiDAXGYDOLI7wtxYqlo-_5P5qF161B2PwDF5AiPmacTJu9HQf-_TQWPBEpvH2mVgEjiT8sOnz3fdmZGitbMMEE4Up7YjmY_AKKRNA-JJTr4UsYaDhI-giO5/s400/red-waves-background.jpg" width="400" /></a></div>
10 tahun terakhir …<br />
4 kali nahkota bahtera negeri ini berganti<br />
10 tahun terakhir…<br />
pemegang amanat semakin tidak bisa dipercaya , mereka semakin rakus merampas hak-hak rakyat jelata<br />
10 tahun terakhir…<br />
malapetaka selalu menghantam negeri ini ( tsunami, banjir, longsor dan
bermacam penyakit silih berganti ) merontokkan anak anak negeri<br />
10 tahun terakhir…<br />
orang-orang lapar dan orang -orang menganggur semakin tidak tehitung jumlahnya<br />
10 tahun terakhir…<br />
kemaksiatan dan tindak kejahatan sangat sulit dihentikan, rasa malu dan rasa peduli terasa semakin menjauh<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Adakah harapan dan asa di negeri ini?<br />
Mungkinkah Allah berkenan untuk mencurahkan berkah dan rahmatNya?<br />
Apakah kita berhak untuk berkuasa dan memimpin negeri ini?<br />
Pantaskah kita melayani orang-orang yang bosan dengan janji-janji para PENIPU?<br />
<br />
Ingatlah saudaraku,<br />
Arah dan tujuan kita jangan berubah!<br />
Langkah harus semakin tegap!<br />
karena perubahan adalah kepastian!<br />
Bangkitkan semangat dan rebut setiap peluang!<br />
jangan sibuk dengan hal yang tidak penting!<br />
Lenyapkan keraguan!<br />
dan yakinlah Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki<br />
(shoutul Harokah 2008)ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-2340174926029599942012-01-29T06:35:00.000-08:002012-11-06T18:03:56.000-08:00HOS Tjokroaminoto: Guru Para Pejuang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://esq-news.com/sites/default/files/berita/2010/07/hos-tjokroaminoto.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://esq-news.com/sites/default/files/berita/2010/07/hos-tjokroaminoto.jpg" width="280" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://esq-news.com/"><b>esq-news.com</b></a> - Andai Soekarno tak pernah kos di rumah HOS Tjokroamonito, mungkin
sejarah tak akan pernah menyatatnya sebagai pemimpin bangsa. Beruntung,
Soekarno sempat tinggal di kediaman Tjokroaminoto, yang kemudian
dijadikannya sebagai guru. Dari tokoh itulah, Soekarno belajar banyak
dan mendapat inspirasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak cuma Soekarno yang berguru pada Haji Oemar Said (HOS)
Tjokroaminoto, melainkan juga Abikusno, Semaun, Alimin, Musso, HA Agus
Salim, Kartosuwirjo, Herman Kartowisastro, KH Mas Mansyur dan lain-lain.
Dari sekitar 20 nama yang berguru kepadanya itu, Soekarno kelak menjadi
tokoh PNI (Partai Nasional Indonesia), Abikusno Tjokrosujoso menjadi
tokoh PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia), sementara Semaun, Alimin
dan Musso menjadi pemimpin PKI (Partai Komunis Indonesia), KH Mas
Mansyur aktif di Muhammadiyah.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak berlebihan jika Tjokro dijuluki “Guru Politik” para pemimpin
bangsa. Betapa tidak. Dari tangannya, lahir murid-murid yang mengusung
tiga aliran politik, yang hingga kini masih berpengaruh besar di Tanah
Air: Nasionalisme, Islam, dan Sosialisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Lahir di Bakur, sebuah desa
di Madiun, pada 16 Agustus 1882, Tjokroaminoto sejatinya menyandang
gelar Raden Mas. Namun, ia tidak pernah menyertakan embel-embel
kebangsawanan pada namanya. Ayahnya, RM Tjokroamiseno, adalah wedana
alias asisten bupati. Sedangkan sang kakek, RM Adipati Tjokronegoro,
pernah menjadi bupati Ponorogo. Neneknya juga seorang puteri agung
Susuhunan II dari Kerajaan Surakarta. Begitu pula isterinya, Raden Ajeng
Soeharsikin, yang berayahkan patih wakil bupati Ponorogo.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tjokroaminoto adalah alumni Opleiding School voor Inlandsche
Ambtenaren (OSVIA) di Magelang. Karena termasuk kaum bangsawan, Tjokro
bisa mengenyam pendidikan di sekolah Belanda yang menyetak
pegawai-pegawai pemerintah kolonial itu. Lulus dari OSVIA, pada 1902,
Tjokroaminoto bekerja sebagai juru tulis di kesatuan pegawai
administratif bumiputera di Ngawi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada 1905 di Surabaya, Tjokroaminoto bekerja pada sebuah perusahaan
dagang, sambil mengikuti kursus teknisi di sebuah sekolah malam. Setelah
lulus, ia bekerja di pabrik gula Rogojampi pada 1907. Mula-mula sebagai
magang masinis, kemudian menjadi teknisi, hingga ia memantapkan diri
untuk berkiprah di kepengurusan Syarikat Islam (SI) pada 1912. Tak lama
berselang, ia dipercaya memimpin SI cabang Surabaya. Itulah awal
petualangan Tjokro di jagad pergerakan nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Prestasi perdana Tjokro adalah ketika ia sukses menyelenggarakan
vergadering SI pertama pada 13 Januari 1913 di Surabaya. Rapat besar itu
dihadiri 15 cabang SI, tiga belas di antaranya mewakili 80.000 orang
anggota. Kongres resmi perdana SI sendiri baru terlaksana pada 25 Maret
1913 di Surakarta di mana Tjokroaminoto terpilih menjadi wakil ketua CSI
mendampingi Hadji Samanhoedi. Dalam posisi wakil ketua itulah Tjokro
mulai menanamkan pengaruhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kongres SI kedua di Yogyakarta pada 19-20 April 1914, melejitkan
namanya sebagai Ketua CSI menggantikan Samanhoedi. Di tangan Tjokro, SI
mewujud menjadi organisasi politik pertama terbesar di Nusantara. Pada
1914, anggota resminya mencapai 400.000 orang, sedangkan tahun 1916
terhitung 860.000 orang. Tahun 1917 sempat menurun menjadi 825.000
orang. Pada 1918 bahkan merosot lebih drastis lagi hingga pada kisaran
450.000 orang. Namun, setahun berikutnya, 1919, keanggotaan SI melesat
sampai 2.500.000 orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketertarikan berjuta-juta orang tersebut untuk berbondong-bondong
masuk SI bukanlah tanpa alasan. Tjokro sangat jeli melihat setiap
peluang. Dengan bandrol Islam, ditambah strategi politik rakyat
nirkasta, SI dengan cepat mampu menarik hati masyarakat. Di setiap
pertemuan anggota SI, semua duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Perkembangan pesat SI lebih disebabkan citra Islam, yang menjadi
magnet utamanya. Apalagi, SI adalah tempat berkumpulnya para tokoh Islam
terkemuka, sebut saja KH Ahmad Dahlan, Agus Salim, AM Sangadji,
Mohammad Roem, Fachrudin, Abdoel Moeis, Ahmad Sjadzili, Djojosoediro,
Hisamzainie, dan lain-lainnya. Orang-orang besar itu sangat dikagumi dan
menjadi panutan bagi sekalian rakyat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam memimpin, Tjokro banyak melakukan tindakan-tindakan yang
seringkali membuat pemerintah Hindia Belanda berang. Antusiasme rakyat
terhadap SI membuat kaum kolonialis khawatir akan timbulnya perlawanan
massal di kelak kemudian hari. Tjokro pernah pula memimpin aksi buruh,
membuka ruang pengaduan untuk rakyat di rumah dan di kantornya, membela
kepentingan kaum kromo lewat pidato dan tulisannya di media pergerakan,
mengetuai dibentuknya komite Tentara Kandjeng Nabi Mohammad (TKNM) untuk
memertahankan kehormatan Islam, serta memantik rasa kebangsaan
Indonesia dengan menggencarkan gagasan soal pemerintahan sendiri untuk
orang Indonesia atau <i>zelfbestuur</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketakutan pemerintah kolonial terhadap sepak-terjang Tjokroaminoto
dan SI membuat mereka terpaksa merangkulnya untuk didudukkan sebagai
anggota Volksraad atau Dewan Rakyat. Penunjukan Tjokro itu membuat
beberapa golongan di internal SI, terutama dari SI Semarang yang
dimotori Semaoen dan Darsono, menentang kebijakan tersebut. Mereka juga
tidak sepakat dengan dukungan Tjokroaminoto terhadap rencana pembentukan
milisi bumiputera.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tjokro juga seorang jurnalis. Ia pernah memimpin suratkabar Oetoesan
Hindia yang merupakan organ internal SI sekaligus sebagai pemilik usaha
percetakan Setia Oesaha di Surabaya. Juga pernah terlibat dalam Bendera
Islam bersama Agus Salim, Soekarno, Mr Sartono, Sjahbudin Latief,
Mohammad Roem, AM Sangadji, serta aktivis Islam dan nasionalis lainnya.
Fadjar Asia pun terbit sebagai suratkabar pembela rakyat berkat kerja
kerasnya bersama Agus Salim dan Kartosoewirjo. Tjokroaminoto pun piawai
menulis buku, di antaranya adalah dua buku yang diberi judul Tarich
Agama Islam serta Islam dan Sosialisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tjokroaminoto menguasai bahasa Jawa, Belanda, Melayu, dan bahasa
Inggris. Bahasa Jawa mengandung kelembutan dalam bentuk dan wujudnya,
juga dalam pengucapannya. Namun, dalam kata-kata lembut itu, termuat
maksud dan isi yang tajam, serta seringkali berupa kiasan atau sindirian
yang tak kalah menohok, dan itulah yang sering dilakukan Tjokro untuk
“menghabisi” lawan bicaranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tjokroaminoto wafat pada 1934 dan dimakamkan di Pakuncen, Yogyakarta.
Ia tak sempat menghirup udara kemerdekaan yang diperjuangkan oleh
murid-muridnya, termasuk Soekarno, yang menjadi proklamator.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i></i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tjokro dan Soekarno</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tjokroaminoto tak cuma seorang guru bagi Soekarno. Ia juga menjadi
“ayah” bagi Sang Proklamator. Tak cuma ilmu politik dan agama yang
didapat Soekarno, ia juga mendapatkan anak gadis Tjokroaminoto yang
bernama Utari. Tjokroaminoto mengikhlaskan anaknya untuk mendampingi
Soekarno, karena saking sayang dan dekatnya ia kepada Soekarno.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Betapa dekatnya Soekarno dengan Tjokro, diakui Soekarno dalam
wawancaranya dengan Cindy Adam yang kemudian dibukukan dalam Soekarno
Penyambung Lidah Rakyat. Soekarno saat berguru pada Tjokro, duduk dekat
kaki sang guru, mendengarkan intonasi perkataannya dan gerak tangannya,
dan itu kemudian dijadikan cermin oleh Soekarno untuk gaya pidatonya
sejak menjadi tokoh PNI hingga sebagai presiden. Kelahiran PNI itu
sendiri, tak lepas dari pengaruh Tjokro. Tjokro bahkan mengatakan: kalau
SI berasaskan Islam, maka perlu ada partai yang berasaskan kebangsaan.
Keduanya, Islam nasionalis dan nasionalis Islam, bisa bergandeng tangan
sama-sama menentang penjajahan Belanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari situlah inspirasi Soekarno mendirikan PNI, dan melahirkan ide
Marhaenisme. Kemudian, SI dan PNI sama-sama bersikap nonkooperatif
dengan Belanda. Sayang, Tjokro tak sempat melihat sepakterjang Soekarno
dengan PNI-nya, karena ia wafat pada 17 Desember 1934, dan dua tahun
kemudian PNI atau Perserikatan Nasional Indonesia, berdiri. Dalam
kongres nasionalnya yang pertama (1928), partai itu laku berganti nama
menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Erwyn Kurniawan dari berbagai sumber</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.facebook.com/pages/HOS-Tjokroaminoto/122307135600">https://www.facebook.com/pages/HOS-Tjokroaminoto/122307135600</a></div>
ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-12945131008655873732011-02-17T05:57:00.000-08:002011-02-17T06:02:26.673-08:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgil6RUSINwIcNRH2Go2Sx-9ToNZ7RPKkRYmPVYo73UHEtvHXFKxhyphenhyphenHVbYAPjWiTOefyQLQEujsxiIJdU85WKKmQgeclRom-vngH_IUUCmbgeMvn-IUgsbMaJCPtc40aQK6HH_5b5EWcxtR/s1600/indonesia_flag__independence_by_mikzack.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 222px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgil6RUSINwIcNRH2Go2Sx-9ToNZ7RPKkRYmPVYo73UHEtvHXFKxhyphenhyphenHVbYAPjWiTOefyQLQEujsxiIJdU85WKKmQgeclRom-vngH_IUUCmbgeMvn-IUgsbMaJCPtc40aQK6HH_5b5EWcxtR/s320/indonesia_flag__independence_by_mikzack.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5574658483878615106" /></a>ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8014562867834942976.post-29821626025478029782011-02-16T16:56:00.000-08:002012-02-16T03:03:58.072-08:00Merah dan Putih<span class="Apple-style-span" style="color: #999999; font-family: 'Trebuchet MS', Tahoma, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 24px;"></span><br />
<div style="line-height: 1.5em;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Tahoma, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 24px;">Imam Muslim berkata: Zuhair bin Harb bercerita kepadaku, demikian juga Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Mutsanna dan Ibnu Basyyar. Ishaq bercerita kepada kami. Orang-orang lain berkata: Mua’adz bin Hisyam bercerita kepada kami, ayah saya bercerita kepadaku, dari Qatadah dari Abu Qalabah, dari Abu Asma’ Ar-Rahabiy, dari Tsauban, Nabi SAW bersabda,</span></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Tahoma, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 24px;"><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: 11px; font-style: normal; line-height: 16px;">إن الله تعالى زوى لي الأرض . حتى رأيت مشارقها ومغاربها . وأعطاني الكنزين الأحمر والأبيض</span></em></span></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', Tahoma, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 24px;"><em><span class="Apple-style-span" style="font-size: 11px; font-style: normal; line-height: 16px;"></span>“Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi, timur dan baratnya. Dan Allah melimpahkan dua perbendaharaan kepadaku, yaitu MERAH DAN PUTIH”<span class="Apple-style-span" style="font-size: 11px; font-style: normal; line-height: 16px;">(HR. Muslim, no.2889)</span></em></span></div>ahmadyasin89http://www.blogger.com/profile/02139948004691222729noreply@blogger.com0