Selasa, 06 November 2012

celoteh cerdas (H Agus Salim)

Asap Kretek di Istana Buckingham

Suatu hari pada 1953, Agus Salim -- mewakili Pemerintah Indonesia -- menghadiri penobatan Elizabeth II sebagai Ratu Inggris. Acara penobatan diselenggarakan di Istana Buckingham.

Dalam acara itu, Agus Salim melihat Pangeran Philip -- yang masih muda -- agak canggung menghadapi khalayak ramai yang hadir. Ia tampaknya belum terbiasa menempatkan diri sekadar sebagai pasangan (suami) ratu. Begitu canggungnya, sehingga ia lalai meladeni tamu-tamu asing yang datang dari jauh menghormati peristiwa penobatan isterinya.

Untuk sekadar melepas ketegangan Pangeran Philip, Agus Salim menghampirinya seraya mengayun-ayunkan rokok kreteknya sekitar hidung sang pangeran. Kata Agus Salim kemudian, "Paduka (Your Highness), adakah Paduka mengenali aroma rokok ini?"

Setelah mencoba menghirup-hirup bau asap rokok kretek itu, sang pangeran lalu mengakui tidak mengenal aroma rokok tersebut. Sambil tersenyum Agus Salim lalu mengatakan, "Inilah sebabnya 300 atau 400 tahun yang lalu bangsa Paduka mengarungi lautan mendatangi (menjajah) negeri kami."

Sang pangeran pun tersenyum dan dengan lebih luwes bergerak dan meladeni tamu-tamunya yang datang dari jauh.

pidato kemerdekaan M Natsir

Hari ini, kita memperingati hari ulang tahun negara kita. Tanggal 17 Agustus adalah hari yang kita hormati. Pada tanggal itulah, pada 6 tahun yang lalu, terjadi suatu peristiwa besar di tanah air kita. Suatu peristiwa yang mengubah keadaan seluruhnya bagi sejarah bangsa kita. Sebagai bangsa, pada saat itu, kita melepaskan diri dari suasana penjajahan berpindah ke suasana kemerdekaan...

Kini! Telah 6 tahun masa berlalu. Telah hampir 2 tahun negara kita memiliki kedaulatan yang tak terganggu gugat. Musuh yang merupakan kolonialisme, sudah berlalu dari alam kita. Kedudukan bangsa kita telah merupakan kedudukan bangsa yang merdeka. Telah belajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Telah menjadi anggota keluarga bangsa-bangsa. Penarikan tentara Belanda, sudah selesai dari tanah air kita. Rasanya sudahlah boleh bangsa kita lebih bergembira dari masa-masa yang lalu. Dan memang begitulah semestinya!

mohammad Natsir


Ketika redaktur majalah “Al Wa’yul Islami” Kuwait: Ustadz Muhammad Yasir Al Qadhmani, bertanya tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh pada dirinya dan perjuangannya, Mohammad Natsir berkata,

“Haji Syaikh Muhammad Amin Al Husaini, Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, dan Imam Hasan Al Hudhaibi. Seorang tokoh-tokoh Indonesia adalah Syaikh Agus Salim dan Syaikh Ahmad Sukarti.”

***

Tokoh kita ini adalah Mohammad Natsir bin Idris Datusto, ulama piawai, ternama, politikus cekatan, dan pendidik utama.

Haji Agus Salim

”...Orang tua yang sangat pandai ini adalah seorang yang jenius. Ia mampu bicara dan menulis secara  sempurna sedikitnya dalam 9 bahasa. Kelemahannya hanya satu: ia hidup melarat.” (Prof. Schermerhon dalam Het dagboek van Schermerhon).

Hindia Belanda 1915. Terbetik sebuah isu, Syarikat Islam (SI) lewat Tjokroaminito, menerima uang 150.000 gulden dari Jerman. Dana sebesar itu, konon sengaja digelontorkan salah satu negara adi kuasa era tersebut, sebagai upaya untuk membeayai sebuah pemberontakan besar di tanah Jawa.

Demi menerima isu panas itu, pemerintah Hindia Belanda tidak tinggal diam. Mereka lantas menugaskan salah satu agen intel muda di PID (Politiek Inlichtingen Dien) untuk menyelidiki kebenaran isu tersebut. Namun, alih-alih mendapat informasi yang berharga, sang agen malah mengirim berita “mengejutkan” dari Surabaya. Isinya, ia menyatakan keluar dari PID.

Sabtu, 09 Juni 2012

negeriku

10 tahun terakhir …
4 kali nahkota bahtera negeri ini berganti
10 tahun terakhir…
pemegang amanat semakin tidak bisa dipercaya , mereka semakin rakus merampas hak-hak rakyat jelata
10 tahun terakhir…
malapetaka selalu menghantam negeri ini ( tsunami, banjir, longsor dan bermacam penyakit silih berganti ) merontokkan anak anak negeri
10 tahun terakhir…
orang-orang lapar dan orang -orang menganggur semakin tidak tehitung jumlahnya
10 tahun terakhir…
kemaksiatan dan tindak kejahatan sangat sulit dihentikan, rasa malu dan rasa peduli terasa semakin menjauh

Minggu, 29 Januari 2012

HOS Tjokroaminoto: Guru Para Pejuang


esq-news.com - Andai Soekarno tak pernah  kos di rumah HOS Tjokroamonito, mungkin sejarah tak akan pernah menyatatnya sebagai pemimpin bangsa. Beruntung, Soekarno sempat tinggal di kediaman Tjokroaminoto, yang kemudian dijadikannya sebagai guru. Dari tokoh itulah, Soekarno belajar banyak dan mendapat inspirasi.

Tak cuma Soekarno yang berguru pada  Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, melainkan juga Abikusno, Semaun, Alimin, Musso, HA Agus Salim, Kartosuwirjo, Herman Kartowisastro, KH Mas Mansyur dan lain-lain. Dari sekitar 20 nama yang berguru kepadanya itu, Soekarno kelak menjadi tokoh PNI (Partai Nasional Indonesia), Abikusno Tjokrosujoso menjadi tokoh PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia), sementara Semaun, Alimin dan Musso menjadi pemimpin PKI (Partai Komunis Indonesia), KH Mas Mansyur aktif di Muhammadiyah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...